Sinopsis Film A Man Called Ahok, Menguak Kisah Masa Kecil Basuki Tjahaja Purnama di Belitung

29 Juni 2021, 14:51 WIB
Poster film “A Man Called Ahok” /Instagram/ @dennysumargo

Ponorogo Terkini – Pada tahun 2018, sebuah film berjudul “A Man Called Ahok” mengangkat sisi lain kehidupan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di luar kontroversi politiknya saat menjadi orang nomor satu di Jakarta.

Film berdurasi 1 jam 42 menit ini fokus pada hubungan orang tua dan anak yang akan menjelaskan lebih detail asal sifat keras Ahok sejak kecil.

Film produksi The United Team of Art ini bersama produser Ilya Sigma, Emir Hakim, dan Reza Hidayat ini mengulas ketidaksukaan Ahok terhadap aksi korupsi dan jatuh bangun membangun karir di awal perjalanan hidupn Ahok dari bisnis hingga politik di Belitung.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Keluarga Ahok, Terpaut Usia 31 Tahun dengan Puput Nastiti

 “A Man Called Ahok” bertabur bintang dengan Daniel Mananta diberi kepercayaan untuk memerankan Ahok dewasa dan Eric Febrian sebagai Ahok remaja.

Selain itu, deretan para pemeran lain dalam film ini seperti Denny Sumargo, Chew Kin Wah, Sita Nursanti, Donny Damara, Ferry Salim, Eriska Rein, dan Jill Gladys.

Berikut ini selengkapnya kisah kehidupan Ahok semasa di Belitung dalam  “A Man Called Ahok”:

Film “A Man Called Ahok” diawali dengan kehidupan Ahok kecil di Gantong, Kepulauan Belitung Timur.

Ahok termasuk anak yang ‘beruntung’ karena berasal dari keluarga dengan bisnis sukses, di mana Ayahnya, Tjung Kim Nam, memiliki tambang timah di Belitung.

Namun demikian, Ahok kecil yang merupakan anak sulung dari 5 saudara ini hidup biasa-biasa saja.

Baca Juga: Basuki Tjahaja Purnama Ulang Tahun, Inilah Asal Nama Sapaan Ahok

Ayahnya tidak memanjakan dengan gelimangan harta, justru lebih banyak mengajarkan pelajaran hidup yang berharga bagi keluarga, seperti selalu berbagi kepada warga lain yang kesulitan.

Tidak jarang rumah Ahok diketok oleh warga lain di malam hari yang mengalami kesulitan dana dan ayahnya selalu memberikan bantuan bagi mereka.

Ahok mengetahui hal ini karena kerap terbangun dari tidurnya dan diam-diam menyaksikan sikap ketulusan hati Ayahnya tersebut.

Pernah juga Ahok menyaksikan Ayahnya marah besar saat menemukan upaya pekerja di lapangan mengurangi ketebalan aspal pada pembangunan jalan untuk warga.

Menurut Ayahnya, korupsi pada bahan aspal akan merugikan warga dan ayah Ahok ini pun jelas-jelas mengamuk di depan pekerja jalan ini.

Baca Juga: Jatuh Bangun Ahok Sebagai Pengusaha Sukses, Intip Inspirasi Perjalanan Bisnis Basuki Tjahaja Purnama

Ahok pun mengamati aksi ini dengan diam dari dalam mobil, namun kejadian ini ternyata membekas dalam di benak Ahok kecil.

Konflik dalam film mulai terbangun dengan menceritakan kondisi praktek korupsi yang merebak di Indonesia termasuk di Belitung Timur.

Ayah Ahok mengalami situasi rumit ketika harus berhadapan dengan tekanan ini saat megelola bisnis tambangnya.

Namun dalam berkali-kali kesempatan untuk menuruti desakan korupsi agar bisa mempertahankan bisnisnya, ayah Ahok memperlihatkan sikap penolakan.

Baca Juga: Pemahaman Nenek Lu jadi Komunikasi Politik Anomali Ahok

Meskipun pada akhirnya langkahnya ini membuat kelangsungan usaha tambangnya menjadi tertekan dan keluarganya perlahan mulai mengalami masa sulit. 

Konflik lain yang ada “A Man Called Ahok” ini ialah saat Ahok dewasa harus berselisih pendapat dengan ayahnya yang menginginkan Ahok menjadi dokter, bukan pebisnis seperti dirinya.

Hal ini lantaran dokter dianggap bisa memberikan pengaruh dan manfaat yang besar bagi orang lain.

Namun Ahok yang sudah melihat dan merasakan sendiri praktek ketidakadilan serta korupsi sejak kecil, akhirnya memutuskan membangun karirnya di dunia politik.

Menurut Ahok, lewat jalur politik diriinya bisa membuat perubahan bagi nasib orang banyak dan memperjuangkan hak mereka.

Sejak berkarir politik di Belitung Timur, Ahok sudah dihadapkan dengan posisinya sebagai kalangan minoritas baik dari sisi suku maupun agama.

Tapi Ahok terus berupaya membuktikan bila keinginan kuatnya untuk membantu orang lain, tidak selamanya akan terhalang oleh perbedaan ini.

Lalu apakah Ahok berhasil memperjuangkan hal-hal yang dianggapnya benar? Nah temukan jawaban selengkapnya dalam film “A Man Called Ahok”.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Tags

Terkini

Terpopuler