Ponorogo Terkini – Dalam minggu-minggu ini puluhan jalan di Kuba seakan berubah menjadi medan pertempuran politik karena demo (unjuk rasa) yang dilakukan secara besar-besaran.
Di bawah cengkeraman ketat rezim Komunis perbedaan pendapat jarang terjadi, namun pada akhirnya protes sempat terjadi di 40 kota dan para aktivis menuntut tindakan atas krisis ekonomi yang terjadi imbas Covid-19.
Dilansir dari Mirror, lebih dari 140 orang telah ditangkap dan satu orang dipastikan tewas, karena warga menuduh polisi melepaskan tembakan ke arah demonstran.
Baca Juga: China Siap Rampungkan Kilat Stadion Nasional untuk Olimpiade Musim Dingin Beijing
Miguel Diaz-Canel selaku presiden Kuba sedang berada di bawah tekanan karena harus mengatasi krisis pangan yang membuat warga sipil kelaparan.
Saat ini Kuba dilanda gelombang baru Covid-19, para aktivis muda menyerukan untuk dijatuhkannya kediktatoran dalam pemberontakan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kuba menjadi pelopor perawatan kesehatan di Amerika Latin dan menjadi salah satu negara kecil yang telah mengembangkan vaksinnya sendiri.
Baca Juga: Mike Tyson, Legenda Tinju Kelas Berat Ungkap Kisah Kelam Hidupnya selama di Penjara
Selama gelombang pertama Covid-19 pada musim panas lalu, kematian akibat Covid-19 sangat minim di Kuba namun sayangnya mengalami penurunan ekonomi selama pandemi berlangsung.
Artikel Rekomendasi