Sejarah Kiswah dalam Agama Islam, Tirai Penutup Ka’bah Agung Berwarna Hitam

- 3 September 2021, 07:07 WIB
Kiswah sebagai kain penutup Ka'bah
Kiswah sebagai kain penutup Ka'bah /Pixabay/ Abdullah Shakoor

Sebelum Kompleks Raja Abdul Aziz didirikan pada tahun1926, Kiswah didatangkan dari berbagai negara di sekita Saudi Arabia terutama Mesir.

Menurut sejarah, berbagai macam kain dan warna pernah digunakan untuk membuat Kiswah selama berabad-abad.

Baca Juga: Waktu-Waktu Terbaik dan Mustajab untuk Berdoa, Salah Satunya Ketika Turun Hujan

Tradisi menutup Ka’bah dengan menggunakan Kiswah baru setiap tahun berlanjut selama berabad-abad dimulai dari khalifah ketiga islam yaitu Utsman bin Affan.

Hingga tahun 1192, pemesanan dilakukan oleh para pemimpin islam di tiap era keislaman yang berbeda selalu diberikan kepada pengrajin dari pulau di Danau Tannis (sekarang Danau Al-Manzila) di timur laut Mesir.

Tannis mendapatkan kepercayaan mengerjakan pekerjaan suci ini berkat reputasinya sebagai pusat manufaktur tekstil.

Baca Juga: Keutamaan, Mengenal Adab, dan Larangan Dalam Berdoa Bagi HambaNya yang Terus Percaya

Sayangnya, di masa sultan pertama Mesir dan Suriah, Salah Al-din dari dinasti Ayyubiyah, memerintahkan untuk meninggalkan tannis selama masa perang salib.

Yang kemudian keterampilan manufaktur tekstil ini berpindah ke bagian lain Mesir terutama Kairo.

Seiring dengan perkembangan dan pergantian dinasti pada masa kejayaan islam hingga akhirnya Gubernur Utsmaniyah, Mesir, Muhammad Ali Pasha dari tahun 1805 sampai 1848, memerintahkan agar biaya pembuatan Kiswah ditanggung oleh kas negara.

Halaman:

Editor: Arifkha Khairon Nissa

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x