3 Fakta Microgreen, Tanaman Mini Penuh Gizi yang Bisa jadi Ladang Penghasilan Tambahan

15 Juli 2021, 09:59 WIB
Ilustrasi microgreen /Unsplash/Devi Puspita Amartha Yahya

Ponorogo Terkini - Terbatasnya lahan untuk menanam sayuran menghadirkan solusi pertanian perkotaan dengan menanam microgreen yang bisa dilakukan di lahan sempit, atau bahkan di apartemen.

Melansir dari laman Litbang Pertanian Jakarta, microgreen adalah tanaman muda yang lunak, dapat dimakan, dan dipanen saat menjadi bibit.

Tanaman kecil ini ditanam untuk tahap daun sejati pertama dan biasanya dijual sebagai produk mentah untuk dijadikan salad, sandwich, ataupun sebagai hiasan dalam makanan.

Baca Juga: 10 Jokes Bapak-bapak ala Teuku Wisnu, Recehnya Keterlaluan

Karena proses penanaman yang tidak membutuhkan waktu lama dan bisa diterapkan di lahan sempit, membudidayakan microgreen bisa menjadi alternatif penghasilan yang cukup menggiurkan.

Sebelum tertarik menjadi pengusaha microgreen, simak terlebih dahulu 3 fakta microgreen berikut ini.

Jenis tanaman Microgreen

Berbagai sayuran bisa dijadikan tanaman Microgreen, seperti bayam, wortel, seledri, kemangi, lobak, bit, serai, brokoli, daun ketumbar, bawang, kubis, peterseli, dan juga sorgum.

Baca Juga: Rose BLACKPINK Sukses Besar, Video Klip On The Ground Tembus 200 Juta Tayangan

Tempat menanam Microgreen

Selain bisa ditanam di lahan sempit, tanaman Microgreen tetap memerlukan cahaya matahari tetapi tidak secara langsung dan membutuhkan kisaran suhu 24 – 29 derajat Celcius agar bisa tumbuh optimal.

Oleh karenanya, Microgreen harus ditanam di rumah kaca, terowongan tinggi, di dalam struktur peneduh, atau di dalam ruangan.

Masa Panen dan kandungan gizi

Kebanyakan tanaman Microgreen siap panen pada usia 7-14 hari dan bagian yang bisa dipanen adalah batang dan daunnya.

Meski punya masa tanam yang cepat, Microgreen memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding tanaman yang biasa.

Itulah mengapa Microgreen disebut sebagai tanaman super yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: Litbang Pertanian

Tags

Terkini

Terpopuler