Olimpiade Tokyo 2020: Pelatih Ungkap Alasan Kekalahan Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon di Perempat Final

- 30 Juli 2021, 06:20 WIB
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo terhenti di perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 usai dikalahkan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dua gim langsung 14-21, 17-21.
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo terhenti di perempatfinal Olimpiade Tokyo 2020 usai dikalahkan wakil Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik dua gim langsung 14-21, 17-21. /Dok. PBSI

Ponorogo Terkini Hasil mengejutkan terjadi di babak perempat final cabang badminton Olimpiade Tokyo 2020 sektor ganda putra.

Pasangan andalan Indonesia unggulan pertama, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo harus mengakui keunggulan lawannya, Aaron Chia/Soh Wooi Yik asal Malaysia dengan skor 14-21, 17-21 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Kamis 29 Juli 2021.

Pelatih Herry Iman Pierngadi mengungkap penampilan kurang maksimal Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Tim Malaysia Kalahkan The Minions, Kevin Sanjaya Banting Raket di Akhir Laga

Ia menyebut bahwa faktor teknis bukan alasan kekalahan ganda putra tersebut, melainkan faktor beban dan tekanan yang berat pada pundak keduanya.

"Ya di luar prediksi ya. Jadi mereka tidak bisa keluar dari tekanan, dua-duanya jadi tegang dan pola mainnya tidak normal, tidak bisa seperti biasanya. Sebaliknya lawan bisa menerapkan pola mainnya, enak, enjoy, tidak tegang, dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya," ungkap Herry dalam keterangan tertulis PBSI.

"Marcus/Kevin kita tidak bisa bicara teknis, mereka kalau menurut saya masalahnya di mental. Mereka terlalu beban, tidak bisa mengatur pikirannya, mungkin terlalu berekspektasi atau bagaimana jadi mainnya kacau,” jelas Herry. 

Baca Juga: Indonesia Kirim Empat Ganda Badminton ke Babak Perempat Final Olimpiade Tokyo 2020

“Faktor servisnya difault terus juga ada sedikit. Faktor mereka tidak ada pertandingan, juga ada. Tetapi menurut saya faktor terbesarnya di masalah mental," lanjut Herry.

Herry menambahkan bahwa ketegangan yang dirasakan Marcus/Kevin ini mirip dengan apa yang mereka alami di Kejuaraan Dunia 2018 atau 2019.

"Mirip-mirip lah masalahnya, tapi saya tidak sangka di Olimpiade ini permainannya sama sekali tidak keluar. Waktu Kejuaraan Dunia permainannya masih ok," tutur Herry.

Baca Juga: Perempat Final Badminton Olimpiade Tokyo 2020, Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon akan Hadapi Tim Malaysia

"Sebenarnya saat pemanasan biasa saja, tapi saat mulai main ketinggalan, nyangkut, ketinggalan, nyangkut lalu di situ mulai tertekan. Tapi di luar itu, harus kita akui pasangan Malaysia memang lagi bagus," kata Herry lagi.

Lebih lanjut, Herry mengatakan ada perbedaan antara Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra dalam menghadapi tekanan tapi ini sebuah hal yang wajar mengingat Marcus/Kevin baru pertama kali ikut Olimpiade.

"Ada perbedaan memang antara Marcus/Kevin dan Ahsan/Hendra dalam menghadapi tekanan di Olimpiade ini. Ahsan/Hendra kita lihat lebih tenang, lebih enjoy jadi bisa lebih fokus," ujar Herry.

"Tapi ini kan mereka baru pertama kali ikut Olimpiade, wajar belum bisa mengatur pikiran dan bebannya. Ini jadi pelajaran buat mereka. Ke depan saya harap mereka bisa lebih baik," Herry menutup penjelasannya.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: PBSI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x