Cek Fakta - Jurnal yang Pertanyakan Keefektifan Masker Terhadap COVID-19 Bukan Penelitian Universitas Stanford

- 29 April 2021, 09:17 WIB
Penggunaan masker pada saat pandemi sangat efektif dalam penularan virus Covid-19.
Penggunaan masker pada saat pandemi sangat efektif dalam penularan virus Covid-19. /Pixabay.com/ Nisriinaaisy

Ponorogo Terkini - Sebuah artikel di jurnal yang berbicara tentang “novel, radical new ideas and speculations in medicine” mempertanyakan bukti bahwa masker dapat menangkal penyebaran COVID-19.

Awalnya banyak yang mengatakan studi tersebut merujuk pada Universitas Stanford.  Bahkan, artikel tersebut menjelaskan tentang penulisnya, Baruch Vainshelboim yang berafiliasi dengan Divisi Kardiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Stanford.

Namun, Stanford mengatakan pernyataan ini tidak akurat. Penulis hanya memiliki masa jabatan satu tahun sebagai sarjana tamu pada tahun 2016 "tentang hal-hal yang tidak terkait dengan makalah ini" dan tidak memiliki afiliasi sejak saat itu.

Baca Juga: Cek Fakta - Mariah Carey Memalsukan Vaksin COVID-19 Miliknya?

Stanford Medicine menyarankan penggunaan masker wajah untuk mengontrol penularan COVID-19. Kemudian di posting di media sosial yang membuat klaim ini ditemukan di beberapa tempat.

Awalnya diterbitkan dalam publikasi online Elsevier Medical Hypotheses.

Sebuah artikel yang terbit pada bulan November 2020 yang mengklaim “bukti ilmiah yang mendukung kemanjuran masker wajah dalam penularan COVID-19 masih kurang” dan “masker telah membahayakan keamanan” dan oleh karena itu harus “dihindari penggunaan”.

Artikel yang memiliki format PDF itu menjelaskan hubungan penulisnya, Baruch Vainshelboim, dengan Divisi Kardiologi, Sistem Perawatan Kesehatan Palo Alt /Universitas Stanford, Palo Alto, CA, Amerika Serikat.

Cek fakta dari media Reuters mengatakan bahwa jurnal terbitan November 2020 yang mempertanyakan bukti kemanjuran masker wajah dalam mencegah penyebaran virus korona baru bukanlah hasil dari “studi Stanford," dan tidak berafiliasi dengan National Institutes of Health.

Halaman:

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x