Ponorogo Terkini – Terlihat adegan yang menghebohkan pada Euro 2020 yang mana Antonio Rudiger tampak menggigit punggung dari Paul Pogba.
Dilansir dari Metro, kejadian tersebut terjadi di penghujung babak pertama pada saat Prancis melawan Jerman.
Pertandingan yang berlangsung di hari Selasa waktu setempat itu memperoleh skor 1 – 0.
Baca Juga: BLACKPINK: The Movie Akan Meluncur Di Momen Perayaan BLACKPINK Anniversary ke 5
Saat itu juga tampak Antonio Rudiger yang menunjukkan rasa kekecewaannya sebelum peluit ditiupkan.
Ia mencoba untuk mengambil umpan dari Pogba saat kedua pemain itu bergumul.
Pria Prancis itu berteriak dan mengajukan banding ke wasit, namun sangat disayangkan insiden (menggigit) itu tidak dilihat oleh VAR dan Rudiger lolos tanpa hukuman apapun.
“Ketika Anda melihat reaksi Pogba, rasanya seperti menggigit,” kata Patrick Vieira di ITV Sport selama jeda berlangsung.
Baca Juga: Israel Kembali Serang Palestina, Serangan Pertama Usai Gencatan Senjata Disepakati
"Tapi aku benar-benar tidak mengerti apa yang sebenarnya dia coba lakukan di sana," ungkapnya.
Roy Keane juga ikut menanggapi hal tersebut yang menurutnya hal tersebut sangat konyol.
“Saya pikir itu lebih seperti gigitan. Tindakan gigitan tersebut bukan hal yang tepat kan? Konyol untuk dilakukan,” ungkap Roy Keane.
Namun, Ian Wright merasa kebingungan atas terjadinya insiden tersebut.
“Jika dia menggigitnya di sana, dia akan tersentak,” tuturnya.
“Dia tidak bergeming sama sekali. Saya tidak tahu apa yang terjadi di sana. Tidak bisa melihatnya,” tambahnya.
Gigitan Rudiger itu mengingatkan kembali dengan kejadian serupa mengenai Luis Suarez dari Uruguay yang memotong bek Italia Giorgio Chiellini di Piala Dunia 2014 di Brasil.
Striker Liverpool saat itu dijatuhi larangan empat bulan atas tindakannya, meskipun itu adalah ketiga kalinya dia menggigit lawan dan Rudiger tidak mungkin menghadapi hukuman ekstrim jika insiden itu ditinjau kembali setelah pertandingan.
Sebelum pertandingan, Rudiger mengatakan bahwa Jerman perlu permainan yang sedikit ‘licik’ untuk menghentikan Prancis, namun hal tersebut dirasa agak berlebihan.***