Kisah Apriyani Rahayu: Berawal dari Raket Kayu dan Shuttlecock Jerami, Kini Raih Emas Olimpiade Tokyo 2020

- 3 Agustus 2021, 11:40 WIB
Apriyani Rahayu, atlet muda dari Konawe, Sulawesi Tenggara kini meraih emas pada Olimpiade Tokyo 2020.
Apriyani Rahayu, atlet muda dari Konawe, Sulawesi Tenggara kini meraih emas pada Olimpiade Tokyo 2020. /Instagram/ @r.apriyanig

Ponorogo Terkini Greysia Polii dan Apriyani Rahayu mencetak sejarah baru sebagai ganda putri pertama asal Indonesia yang merebut emas di Olimpiade.

Greysia Polii dan Apriyani Rahayu menang pada final badminton dengan skor 21-19, 21-15 atas tim China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, pasangan ganda nomor 3 dunia di Olimpiade Tokyo 2020.

Sementara Greysia Polii yang berusia 33 tahun dan Apriyani Rahayu, 23 tahun, saat ini berada di peringkat keenam bulu tangkis dunia.

Sosok Apriyani Rahayu menjadi soroton lantaran atlet yang masih berusia muda, namun sudah mengukir prestasi cemerlang.

Baca Juga: Greysia Polii – Apriyani Rahayu Rebut Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020, Jokowi: Saya Tunggu di Istana

Apriyani Rahayu kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara, 29 April 1998 silam ini bukan berasal dari keluarga bergelimang harta.

Saat masih kecil, Apriyani Rahayu yang menggemari badminton tidak bisa membeli raket sehingga ayahnya membuatkan raket dari kayu.

“Bokap nyokap gak bisa beliin raket, jadi bokap buatin raket. Kayu dibuat jadi raket. Bukan pakai senar, pakai itu tali pancingan gitu. Sampai kok (shuttlecock dari jerami) sudah ancur-ancur masih dipakai, disimpen lagi buat besok,” ungkap Apriyani Rahayu dalam IG Live PBSI, 25 Juli 2020.

Pernah akhirnya Apriyani Rahayu kecil memiliki sebuah raket. Raket ini selalu ia peluk saat tidur.

Halaman:

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: PBSI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x