Penyebab Indonesia Sering Dilanda Gempa Bumi

28 Juni 2021, 11:36 WIB
Potensi gempa di seluruh wilayah Indonesia /Dok. BNPB

Ponorogo Terkini – Gempa bumi merupakan suatu peristiwa alam di mana terjadi pergeseran lempeng kerak bumi. Peristiwa ini dipicu oleh adanya pergerakan dari lempeng tektonik.

Secara geografis, Indonesia memiliki letak geografis yang cukup strategis.

 Wilayah Indonesia berada di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.

Sehingga Indonesia menjadi titik persilangan perekonomian dunia. Yaitu berada di tengah-tengah kegiatan ekonomi masyarakat di negara berkembang dan masyarakat di negara maju.

Baca Juga: Gunung Kidul Digoyang Gempa M 5,3, Tidak Berpotensi Tsunami

Namun di sisi lain, Indonesia juga berada pada titik pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu Lempeng Pasifik, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Indo-Australia.

Masing-masing lempeng ini memiliki pergerakan yang berbeda-beda, seperti Lempeng Pasifik yang bergerak relatif ke barat, dan pergerakan Indo-Australia yang bergerak relatif menuju Lempeng Eurasia.

Selain itu, penyebabnya juga karena Indonesia masuk ke dalam wilayah Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire.

Di mana terdapat kurang lebih 450 gunung berapi aktif dan tidak aktif yang ada di wilayah Samudera Pasifik. Sehingga rawan akan letusan gunung berapi.

Ada banyaknya jumlah gunung berapi aktif juga mengakibatkan Indonesia masuk dalam wilayah Sabuk Alpine.

Baca Juga: Gempa Gunung Kidul, Guncangan Terasa Hingga Ponorogo, Trenggalek, dan Tulungagung

Dilansir dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), mengatakan bahwa gempa bumi besar maupun kecil menjadi ancaman bagi seluruh wilayah kepulauan Indonesia.

Daerah di Indonesia yang paling sering dilanda gempa bumi yaitu Aceh, Sumatera Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara, dan Papua.

Gempa bumi yang berskala besar seperti tsunami yang pernah terjadi di Aceh sangat merugikan masyarakat karena mengakibatkan banyak korban jiwa dan harta.***

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler