Dua Pesan Terakhir Buya Syafii Maarif Diungkap Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir

27 Mei 2022, 14:51 WIB
Buya Syafii Maarif (kiri) bersama Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir (kanan). /Dok. Muhammadiyah/

PONOROGO TERKINI – Buya Syafii Maarif telah tutup usia pada Jumat 27 Mei 2022 dalam usia 87 tahun.

Pemilik nama asli Ahmad Syafii Maarif tersebut meninggal pada pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Yogyakarta.

Di hari meninggalnya Buya Syafii, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir sempat menunggu di rumah sakit.

Baca Juga: Mantan Ketum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif Semasa Hidup di Mata Najwa Shihab

“Sempat sekitar setengah jam menemani beliau sampai beliau dipanggil Allah. Karena itu, kami Muhammadiyah dan bangsa Indonesia tentu saja berduka atas kehilangan bapak bangsa yang melintasi, milik semua orang, tokoh yang humanis, tulus, dan pemikiran-pemikirannya sangat luas wawasan dan melampaui,” ungkap Haedar, dikutip dari situs Muhammadiyah.

Hari ini Ia berencana bertolak ke Bandung, namun dalam perjalanan Haedar mendapatkan telpon dari Direktur PKU Muhammadiyah Gamping bahwa kondisi Buya Syafii kritis.

Haedar pun membatalkan kepulangannya dan kembali menuju ke Yogyakarta menuju ke RS PKU Muhammadiyah Gamping.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Meninggal, Persiden Jokowi dan Ganjar Pranowo Turut Belasungkawa

“Tiga hari yang lalu saya kesini juga beliau masih bisa ngobrol dengan bagus tetapi memang pernafasannya berat,” ujar Haedar.

Dalam kondisi sakit, Buya Syafii sempat menitipkan dua pesan kepada Ketum PP Muhammadiyah tersebut.

Pertama, Buya Syafii selalu mengingatkan agar selalu menjaga keutuhan bangsa, keutuhan Muhammadiyah, dan keutuhan umat Islam.

Baca Juga: Buya Syafii Maarif Meninggal Dunia, Jenazah Akan Dimakamkan di Kulon Progo Jogja

Kedua, Buya Syafii meminta langsung untuk melakukan doa bersama saat kunjungan tersebut.

“Tidak biasanya buya itu kan orangnya santai gitu biarpun kami selalu ketika menjenguk orang sakit kewajiban kami mendoakan beliau malah yang meminta sendiri untuk mendoakan beliau sehingga kami berdoa bersama beliau,” terangnya.

“Saya menyaksikan air matanya berlinang dan itulah percakapan kami yang terakhir. Satu hari sebelum ini itu saya ber-WA, beliau menjawab bahwa saya sudah menerima keadaan ini dan dengan pasrah dan kami percaya dengan tim dokter RS PKU Muhammadiyah Gamping,” pungkas Haedar.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: muhammadiyah.or.id

Tags

Terkini

Terpopuler