Pemahaman Nenek Lu jadi Komunikasi Politik Anomali Ahok

- 29 Juni 2021, 07:10 WIB
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). /Instagram.com/@basukibtp

Ponorogo Terkini - Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dikenal sebagai orang yang spontan, gaya bicara ceplas ceplos seperti ‘tanpa saringan’.

Tahun 2015 ada kalimat ‘pemahaman nenek lu’ yang begitu terkenal, disampaikan Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Ketika itu Ahok merasa jengkel karena munculnya dana siluman dalam draft RAPBD DKI Jakarta.

Ahok mencoret angka Rp6 miliar untuk pengadaan UPS dan menuliskan kalimat yang kemudian populer itu. 

Tindakan Ahok langsung menyulut ketegangan politik antara Gubernur dan DPRD DKI Jakarta yang sudah memanas akibat alotnya pembahasan RAPBD.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Keluarga Ahok, Terpaut Usia 31 Tahun dengan Puput Nastiti

Ahok adalah anomali di panggung politik Indonesia karena ia menerjang dua sisi minoritas saat itu, sekaligus, yakni non-muslim dan keturunan Tionghoa.

Dua hal tersebut masih dijarang ditemui di Indonesia, terutama di kancah politik.

Namun hal itu tidak menghalangi Ahok berkiprah sebagai politisi, yang mulai ditekuninya sejak 2003.

Sebagaimana ditulis di laman  Ahok, Ahok terjun ke politik di antaranya karena mengalami sendiri pahitnya menghadapi politik dan birokrasi yang korup.

Selain alasan yang idealis, membantu masyarakat miskin seperti pesan ayahnya.

Baca Juga: Jatuh Bangun Ahok Sebagai Pengusaha Sukses, Intip Inspirasi Perjalanan Bisnis Basuki Tjahaja Purnama

Karir politik Ahok diawali  dengan menjadi  anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.

Tujuh bulan menjadi wakil rakyat, Ahok mendapat desakan  masyarakat untuk maju sebagai calon Bupati Belitung Timur.

Ahok  terpilih menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010, dengan memperoleh 37,13 persen suara.

Belum genap dua tahun Ahok menjabat, masyarakat Belitung Timur mendorongnya bertarung di Pemilihan Gubernur Bangka Belitung tahun 2005. 

Ahok kalah, meski di kampung halamanya Belitung Timur memperoleh 63 persen suara.

Nama Ahok mulai dikenal lebih luas, setelah tahun 2009 terpilih ebagai anggota DPR melalui Partai Golkar.

Baca Juga: Basuki Tjahaja Purnama Ulang Tahun, Inilah Asal Nama Sapaan Ahok

Puncaknya Ahok dipilih menjadi calon wakil gubernur mendampingi Jokowi pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta, tahun  2012.

Sukses mengalahkan petahana Fauzi Bowo-Priyanto, Jokowi-Ahok terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017.

19 November 2014, Ahok dilantik sebagai Gubernur DKI Jakarta, yang ditinggalkan Jokowi  karena terpilih sebagai Presiden RI.

Sepak terjang Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta diwarnai beragam kontroversi, terutama karena ucapan dan tindakannya.

Baca Juga: 4 Fakta Ahok BTP yang Berulang Tahun Hari Ini, Sosok Tegas dan Keras yang Pernah Huni Bui

Karena ucapannya  pula, Ahok menjadi terpidana kasus penistaan agama.

Proses hukum yang harus dijalaninya  setelah kalah dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta dari Anies Baswedan. 

Selepas Ahok dari penjara, Jokowi menunjuknya sebagai Komisaris Utama Pertamina.***

Editor: Dian Purnamasari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x