Mengenal Baju Hazmat, APD Tenaga Medis yang Mirip Pakaian Astronot

7 September 2021, 13:00 WIB
Baju hazmat menjadi alat perlindung para petugas kesehatan saat menangani Covid-19. /Kemenkes.go.id

PONOROGO TERKINI - Tenaga medis sangat rentan terhadap penularan Covid-19, karena interaksi yang intense dengan para pasien Covid-19.

Oleh karena itu, para tenaga medis diharuskan mengenakan sejumlah alat pelindung diri (APD) yang menutupi seluruh tubuh.

Salah satu APD yang wajib dikenakan petugas medis saat menangani pasien Covid-19 adalah baju hazmat atau coverall.

Baca Juga: BPPT Perkuat Program Vaksinasi Covid-19, Kembangkan Alat Ukur Antibodi Pasca Vaksinasi

Baju hazmat mirip pakaian astronot berupa terusan one piece, baju dan celana terhubung satu. Memiliki penutup kepala dengan bagian terbuka hanya untuk bagian wajah saja.

Tenaga medis harus mengenakan baju hazmat yang dilengkapi dengan sarung tangan, sepatu bot, serta masker dan kaca mata.

Baju hazmat memiliki kegunaan melindungi pemakainya dari penyebaran infeksi atau penyakit secara menyeluruh.

Apalagi baju tersebut digunakan sekali pakai, dalam arti baru dibuka ketika petugas medis selesai menjalankan tugasnya.

Baca Juga: Hiatus Selama Dua Minggu Akibat Covid-19, Deddy Courbuzier Mengaku Hampir Meninggal

Kementerian Kesehatan sendiri telah mengeluarkan panduan untuk pembuatan baju hazmat atau coverall bagi tenaga medis.

Baju hazmat harus menggunakan bahan non-woven, serat sintetik (polypropilen, polyester, polyetilen, duport tyvex) dengan pori-pori 0,2-0,54 mikron (microphorous).

Baju harus berwarna terang atau cerah agar jika terdapat kontaminan dapat terdeteksi atau terlihat dengan mudah.

Baca Juga: ‘Serbuan Vaksinasi Merdeka’, Upaya Polres Ponorogo Dukung Percepatan Vaksinasi Covid-19

Bahan baju harus tahan terhadap penetrasi cairan, darah, atau virus, serta tahan terhadap aerosol, aieborne, maupun partikel padat.

Dengan standar baju hazmat seperti yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan, berarti para tenaga medis dapat terlindungi dari kemungkinan terpapar virus Covid-19.

Selain itu, mereka pun merasa nyaman dengan baju hazmat yang harus dikenakan berjam-jam lamanya sesuai waktu tugasnya. ***

Editor: Arifkha Khairon Nissa

Sumber: Kemkes.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler