Alami Pembekuan Darah setelah Vaksinasi J&J, Pria di California Harus Dilarikan ke Rumah Sakit

27 April 2021, 12:17 WIB
Vaksin J&J dilaporkan menyebabkan kasus pembekuan darah langka di California. /Pixabay

Ponorogo Terkini - Pria yang berasal dari San Fransisco mengalami pembekuan darah langka di kakinya setelah menerima vaksin Johnson & Johnson dua minggu sebelumnya. 

Pernyataan tersebut seperti yang tertulis dalam APNEWS, disampaikan oleh University of California San Francisco (UCSF) officials

Menurut UCSF, pria tersebut mengalami kemajuan kesehatan yang cukup baik dan bisa segera meninggalkan bangsal perawatan.

Pria asal California itu dirawat sejak 21 April dengan keluhan rasa sakit yang meningkat di punggung bawah dan kakinya,  setelah menerima vaksin 13 hari sebelumnya.

Baca Juga: Varian Virus Covid-19 India Disebut Mutan Ganda, Apa Maksudnya?

Dr. Andrew Leavitt, ahli hematologi yang merawat pasien menyebutkan bahwa ciri dari sindrom ini adalah penggumpalan darah di tempat yang tidak biasa, seperti kepala atau daerah perut, dan kasus tersebut termasuk dalam kondisi langka dan baru.

Pemeriksaan darah menunjukkan bahwa pria tersebut memiliki sindrom yang sama dengan pasien lain, meskipun pencitraan awal tidak menunjukkan bekuan darah.

Pada hari Jumat 23 April 2021, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS telah melaporkan kondisi pada 15 orang wanita mengalami pembekuan darah tidak biasa yang terjadi bersamaan dengan rendahnya tingkat trombosit pembekuan darah.

Baca Juga: AS Tetap Lanjutkan Suntikan Vaksin Johnson & Johnson, Meskipun Ada Laporan Pembekuan Darah dan Kematian

Hal tersebut terjadi setelah 8 juta dosis diberikan secara nasional.

Menurut UCSF kasus pembekuan darah yang dialami oleh pria berusia 30 tahun yang telah dijelaskan sebelumnya itu merupakan pasien pertama dengan sindrom VITT di AS setelah otorisasi darurat AS untuk vaksin Johnson & Johnson pada 27 Februari 2021. 

U.S. Health officials telah mencabut 11 hari jeda vaksinasi COVID-19 menggunakan suntikan dosis tunggal Johnson & Johnson pada Jumat 23 April 2021, setelah scientific advisers di sana memutuskan bahwa manfaat vaksin lebih besar dibanding dengan risikonya.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: APNews

Tags

Terkini

Terpopuler