Kim Jong Un Sebut K-Pop ‘Kanker Ganas’, sang Diktator Khawatir Dinastinya Hancur

14 Juni 2021, 12:24 WIB
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un membuat khawatir para pengamat intelijen negara tirai besi tersebut setelah berat badannya terlihat berkurang saat muncul di depan umum setelah sebulan lamanya. /KCTV

Ponorogo Terkini ­– Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un kini tengah khawatir mengenai kesetiaan kaum muda di negaranya tersebut.

Kim Jong Un juga mengakui bahwa ia khawatir mengenai budaya K-Pop yang semakin meluas di dunia.

Di hadapan rakyat Korea Utara, Kim Jong Un bahkan menyatakan K-Pop dapat bedampak negatif untuk Korea Utara.

Baca Juga: Khawatir Sebarkan Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Bunuh Semua Kucing dan Merpati di Korea Utara

Dilansir dari The New York Times, pemimpin Korea Utara itu menyebut K-Pop sebagai “kanker ganas” yang dapat merusak pakaian, gaya rambut, pidato, perilaku anak muda di Korea Utara.

Jika dibiarkan, maka dikhawatirkan bisa membuat Korea Utara hancur.

Seperti yang diketahui, K-Pop memang sangat berpengaruh di dunia dan bahkan hampir seluruh negara di dunia mengalami demam K-Pop.

Kini Kim Jong Un telah meminta pemerintah Korea Selatan untuk memerangi invasi budaya.

Baca Juga: Anji, 7 Fakta dan Kontroversi Musisi Inisial AN yang Baru Tertangkap Kasus Narkoba

Pemuda di Korea Utara lebih mudah menerima pengaruh biaya luar karena pada saat itu ekonomi Korea Utara sedang lesu dan hubungan diplomasi dengan negara Barat telah terhenti.

“Pemuda Korea Utara berpikir mereka tidak berutang apa pun kepada Kim Jong-un,” kata Jung Gwang-il, seorang pembelot dari Korea Utara.

“Dia harus menegaskan kembali kontrol ideologisnya pada kaum muda jika dia tidak ingin kehilangan pondasi untuk masa depan pemerintahan dinasti keluarganya,” tambahnya.

Melalui drama Korea (Drakor) yang pertama kali diselundupkan dalam bentuk kaset dan CD, anak muda Korea Utara mengetahui bahwa mereka berjuang untuk menemukan cukup makanan, sedangkan orang-orang di Korea Selatan melakukan diet untuk menurunkan berat badan.

Baca Juga: Daftar Idol Kpop yang Berhati Mulia, Suga BTS Paling Sering Bantu Selamatkan Rekannya

Hiburan Korea Selatan sekarang diselundupkan dalam flash disk dari China dan mampu mencuri hati anak muda Korea Utara yang menontonnya secara diam-diam.

Kehadiran drakor menjadi sangat memprihatinkan sehingga Korea Utara memberlakukan undang-undang baru Desember lalu untuk mengatasinya.

Undang-undang tersebut menyerukan 5 hingga 15 tahun di kamp kerja paksa bagi orang-orang yang menonton atau memiliki hiburan dari Korea Selatan.

Untuk orang-orang yang menyerahkan materi drakor ke tangan warga Korea Utara dapat menghadapi hukuman yang lebih berat, termasuk hukuman mati.

Undang-undang baru juga menyerukan kerja paksa hingga dua tahun bagi mereka yang berbicara, menulis, atau bernyanyi dengan gaya Korea Selatan.

“Bagi Kim Jong Un, invasi budaya dari Korea Selatan telah melampaui tingkat yang dapat ditoleransi,” tutur Jiro Ishimaru, pemimpin redaksi Asia Press International.

Semua radio dan televisi di Korea Selatan diatur untuk menerima siaran pemerintah di negaranya saja.

“Kondisi ekonomi Korea Utara adalah yang terburuk sejak Kim Jong Un menjabat satu dekade lalu,” kata Ishimaru.

“Jika orang lapar, tingkat kejahatan bisa meningkat. Dia harus memperketat kontrol untuk mencegah kerusuhan sosial,” tutupnya.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: The New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler