Taliban Larang Wanita Afghanistan Olahraga Kriket, Dianggap Tak Sesuai Syariat Islam

10 September 2021, 20:33 WIB
Ilustrasi seorang wanita Afghanistan. /Pixabay/ ArmyAmber

PONOROGO TERKINI – Taliban yang kini menguasai Afghanistan melarang aktivitas olahraga wanita khususnya kriket karena dianggap tidak sesuai dengan syariat Islam.

Padahal, kriket merupakan salah satu olahraga yang populer di Afghanistan.

Ahmadullah Wasiq, wakil kepala komisi kebudayaan Taliban menilai olahraga seperti kriket akan membuka peluang wanita memperlihatkan bagian tubuh mereka.

Baca Juga: Pemerintahan Baru Afghanistan, Taliban Berjanji Akan Lebih Toleransi pada Perempuan

“Dalam kriket, mereka (wanita) mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak tertutup. Islam tidak mengizinkan wanita terlihat seperti ini,” ungkap Ahmadullah Wasiq kepada SBS TV Australia seperti dikutip oleh Time.

Ia juga mengaitkan pelarangan tersebut dengan kondisi teknologi zaman sekarang yang begitu mudah diakses siapa saja.

“Ini adalah era media, dan akan ada foto dan video, dan kemudian orang-orang menontonnya. Islam dan Imarah Islam tidak mengizinkan wanita untuk bermain kriket atau bermain jenis olahraga di mana mereka diekspos,” lanjut Ahmadullah Wasiq.

Baca Juga: Anggota Kongres Desak Amerika Serikat Gandeng NGO Lakukan Evakuasi dari Afghanistan

Bulan lalu, Ahmadullah Wasiq mengungkap pula kepada SBS TV Australia bahwa Taliban akan mengizinkan tim nasional kriket putra Afghanistan terbang ke Australia untuk pertandingan uji coba pada November.

Namun dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kamis 9 September 2021, lembaga Cricket Australia bakal membatalkan pertandingan tersebut bila larangan Taliban terhadap kriket wanita memang benar diterapkan.

Menteri Olahraga Australia bahkan menyebut keputusan Taliban tentang olahraga wanita sangat memprihatinkan.

"Mengecualikan wanita dari olahraga di tingkat apa pun tidak dapat diterima. Kami mendesak otoritas olahraga internasional, termasuk Dewan Kriket Internasional, untuk mengambil sikap menentang keputusan yang mengerikan ini,” ujar Menteri Olahraga Australia Richard Colbeck.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: TIME

Tags

Terkini

Terpopuler