Ponorogo Terkini – Belakangan ini marak gerakan antisemitisme yang dipicu oleh media sosial.
Berbagai konten di media sosial pun semakin banyak yang mengandung ujaran kebencian terhadap umat Yahudi.
Dilansir dari New York Post, gerakan dan konten antisemitisme semakin banyak tanpa melalui pengecekan fakta terlebih dahulu.
Baca Juga: 5 Tips Berpakaian Bagi Pemilik Bentuk Tubuh Buah Pir
"Antisemitisme adalah suatu teori konspirasi dan seperti yang diketahui tidak ada lahan yang lebih subur untuk penyebaran teori konspirasi yang lebih cepat selain media sosial. Karena dengan menggunakan media sosial, tidak perlu melakukan pengecekkan fakta apapun sebelumnya," kata Blake Flayton, pendiri Kongres Zionis Baru nirlaba, kepada The Post.
"Kebohongan sebenarnya jauh lebih mengerikan karena kebohongan dapat menyebar jauh lebih cepat dan menjangkau lebih banyak orang," tambah Flayton.
Beberapa berita yang mengandung kebohongan semakin menyebar sehingga menyebabkan umat Yahudi diserang.
Beberapa berita yang mengandung kebohongan antara lain, Israel yang membakar Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur, serta pernyataan palsu yang menghasut dari akun Twitter Pasukan Pertahanan Israel.
Artikel Rekomendasi