Chandan Nimje, Corona Warrior di India yang Kremasi 1.300 Jenazah itu Meninggal Dunia Tanpa Perawatan

- 7 Juni 2021, 10:24 WIB
India melaporkan adanya kasus infeksi jamur kuning, pada pasien yang telah sembuh dari Covid-19.
India melaporkan adanya kasus infeksi jamur kuning, pada pasien yang telah sembuh dari Covid-19. /Reuters/Rupak De Chowdhuri

Ponorogo TerkiniSeorang pria yang dijuluki " Corona Warrior" atau pejuang Corona telah mengkremasi 1.300 jenazah yang meninggal karena Covid-19.

Pria tersebut adalah Chandan Nimje, 67. Dalam 18 bulan terakhir berjuang menjadi tenaga sukarela.

Sayangnya, India harus kehilangan Chandan Nimje dalam keadaan yang menyedihkan.

Ia terinfeksi virus tanpa mendapatkan perawatan dan tempat tidur di rumah sakit.

Padahal selama ini ia mempertaruhkan nyawanya untuk melakukan ritual terakhir (kematian) bagi korban pandemi.

Baca Juga: Sudah Ada 4 Negara Laporkan Serangan Infeksi Jamur Hitam Seperti di India

Chandan Nimje diberi ucapan selamat oleh walikota Nagpur, India, atas keberaniannya dalam 18 bulan terakhir. Pensiunan pegawai pemerintah itu meninggal pada 26 Mei.

Arvind Rataudi, yang bekerja erat dengan Chandan, mengatakan 'Kami mendekati semua orang, tidak hanya untuk bantuan keuangan, tetapi juga untuk tempat tidur dan obat-obatan, tetapi tidak ada yang merespons.”

“Kami mendekati komisaris, kolektor, dan pejabat tinggi Nagpur Municipal Corporation (NMC), tetapi tidak ada yang membantu orang yang berusaha memberikan martabat dalam kematian kepada lebih dari 1.300 warga."

Baca Juga: Arema FC Main Gila-gilaan Hadapi RANS Cilegon, Panen 6 Gol

Dilansir dari Mirror, putra Chandan juga meninggal karena Covid-19. Chandan memutuskan bekerja dengan sukarelawan di King Cobra Youth Force (KCYF).

Hatinya tergerak ketika anggota keluarga yang lain menolak mendekati jenazah pasien Covid-19. Padahal jenazah tersebut tak lain adalah orang yang mereka cintai.

Chandan tertular virus ketika melakukan vaksin dosis pertama. Kemudian menderita demam ringan sebelum saudara perempuannya, dua putra dan istri semuanya mulai menunjukkan gejala terinfeksi COvid-19.

Baca Juga: Gelar Sayembara Video Pendek, Kementerian PUPR Ajak Anak Muda Berburu Rp50 Juta

Kelimanya dinyatakan positif dan kesehatan Chandan mulai memburuk ketika para sukarelawan mulai mencarikan tempat tidur di rumah sakit.

"Saya secara pribadi menelepon kolektor, kepala NMC dan pemimpin politik untuk mengatur suntikan. Tapi tidak ada yang mengangkat telepon.” Tambah Arvind

“Salah satu relawan kami di Delhi, bernama Arjun, yang mengenal Dada, kemudian mengirimkan empat vial Tocilizumab dengan penerbangan Indigo, tanpa meminta uang.”

Baca Juga: 10 Tips Untuk Mencapai Apapun yang Kamu Inginkan Dalam Hidup

"Jika kami, dengan ribuan aktivis kami, gagal mendapatkan bantuan tepat waktu untuk orang tua itu, bayangkan penderitaan warga biasa karena sikap otoritas seperti itu."

Rekan sukarelawan dan anggota keluarga melakukan kremasi Chandan. Tapi krematorium di New Delhi bulan lalu kehabisan kayu, karena semakin bertambahnya jumlah kematian setiap hari.

"Selama beberapa hari terakhir, jumlah kematian telah meningkat di daerah kami. Saya juga mengetahui bahwa mayat tidak dibakar dengan benar.” Ungkap Ramesh Semwal, presiden kotamadya di Uttarkashi.***

 

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x