“Kali ini, tidak ada indikasi bahwa rezim berencana untuk membebaskan Aung San Suu Kyi, mengizinkannya berkomunikasi dengan para pendukungnya, atau menggunakannya sebagai alat tawar-menawar dalam hubungannya dengan dunia luar.” kata Richard Horsey, seorang analis politik dengan pengalaman puluhan tahun di Myanmar.
“Sebaliknya, Min Aung Hlaing ingin memiliki kebebasan untuk membentuk lanskap politik yang bebas dari pengaruhnya dan NLD,”imbuh Richard Horsey.
Meskipun selama empat bulan terakhir Aung San Suu Kyi tidak bisa berperan banyak namun , ia masih menempati peran sentral dalam krisis politik yang berkelanjutan.
Sebelum para jenderal dengan keras menindak protes, menewaskan lebih dari 850 warga sipil, poster dan spanduk wajah Aung San Suu Kyi menjadi andalan di sebagian besar demonstrasi.
Analis mengatakan panglima militer Min Aung Hlaing, kanan, ingin mencopot Aung San Suu Kyi dan partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dari lanskap politik.
“Terlalu dini untuk menghapusnya. Dia tidak diragukan lagi adalah tokoh politik paling populer di negara ini, bahkan tidak ada orang lain yang bisa menyamai,” kata Thant Myint-U, sejarawan dan penulis Hidden History of Burma.
Baca Juga: BTS Anniversary, Termasuk 5 Rekor Dunia Berikut Ini Daftar Penghargaan yang Pernah di Terima BTS
Aung San Suu Kyi muncul sebagai kekuatan politik selama pemberontakan 1988 melawan rezim militer sebelumnya.
Ia dinilai sangat siap untuk memimpin gerakan pro-demokrasi Myanmar selama periode ketidakstabilan.
Artikel Rekomendasi