Ponorogo Terkini - Kerusuhan melanda Afrika Selatan yang dipicu oleh pemenjaraan mantan presidennya Jacob Zuma terus meningkat.
Pengerahan ribuan pasukan keamanan yang terdiri dari tentara diperbantukan untuk memperkuat polisi yang sedang mengamankan di wilayah kerusuhan.
Presiden Cyril Ramaphosa menggambarkan kekerasan mematikan dan protes kali ini, belum pernah terjadi sebelumnya dalam kurun waktu 27 tahun sejak berakhirnya rezim apartheid di negara itu.
Dalam kerusuhan ini sedikitnya 10 orang tewas, dan beberapa luka tembak, serta sekitar 750 orang telah ditangkap, kata menteri kepolisian Bheki Cele kepada wartawan.
Baca Juga: Seorang Istri Dipenjara Seumur Hidup, Tega Siram Suami dengan Gula Mendidih
Di antara mereka yang tewas adalah seorang anak laki-laki berusia 15 tahun yang ditembak di dada dengan peluru karet, seperti yang dilaporkan media lokal melaporkan. Ditambah empat petugas polisi terluka.
“Kami yakin lembaga penegak hukum kami dapat melakukan pekerjaan mereka dengan sukses. Situasi saat ini terutama yang berada di lapangan dalam pengawasan ketat dan kami akan memastikan itu tidak akan memburuk lebih lanjut, ”kata Bheki Cele.
Kerusuhan yang terjadi memperingatkan bahwa gangguan tersebut membahas kekurangan obat-obatan dan bahan makanan di seluruh wilayah Afrika Selatan.
Baca Juga: Dibakar Api Cemburu, Seorang Pria di Inggris Nekat Meledakkan Rumahnya
Kerusuhan sejauh ini terbatas pada dua provinsi terpadat di negara itu, Gauteng, di Johannesburg, merupakan kota terbesar dan pusat ekonomi negara itu berada.
Artikel Rekomendasi