Varian Baru Covid-19 Tiga Kali Lipat Lebih Cepat Menular

27 Mei 2021, 16:38 WIB
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono (kanan) berbincang dengan rekannya sebelum dimulainya rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 27 Mei 2021. /ANTARA /Aprillio Akbar/rwa/pri

Ponorogo Terkini – Dante Saksono Harbuwono selaku Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) mengungkapkan bahwa adanya varian baru dari SARS-CoV-2.

Varian ini yang menjadi penyebab dari Covid-19 tiga kali lipat lebih cepat menular jika dibandingkan dengan virus serupa yang sudah ada terlebih dahulu.

“Laju penularannya sekitar 3,35 kali lipat dibandingkan target kita yang seharusnya kurang dari 0,9 atau paling tinggi 1 kali lipat kalau ingin mendefinisikan kasus itu tidak menular secara berat," tutur Dante Saksono Harbuwono pada Rapat Kerja Komisi IX DPR RI, Kamis, 27 Mei 2021.

Baca Juga: Babak Baru Perseteruan Brad Pitt dan Angelina Jolie Rebutan Hak Asuh Anak

Dilansir dari ANTARA News, virus tersebut tiga kali lebih cepat menular berdasarkan dari pengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada kasus Covid-19 yang terjadi di Cilacap.

 

Pada Selasa, 25 Mei 2021 kemarin, pemeriksaan kekarantinaan kesehatan dilakukan oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II-A Cilacap terhadap 20 anak buah kapal (ABK) yang pada saat itu berlabuh setelah melakukan perjalanan dari negara India.

“Dari 20 ABK, kami periksa skrining genomik. Ternyata ada 14 kasus mutasi virus yang menular pada 31 tenaga kesehatan. Ini memperlihatkan bagaimana agresifnya penularan dari virus yang masuk dalam klasifikasi Varian of Concern (VoC) WHO kepada orang lain,” tambahnya.

Baca Juga: Cek Arah Kiblat, 27 dan 28 Mei Terjadi Fenomena Matahari Melintas Tepat di atas Ka'bah

Dante juga menuturkan bahwa dari total 31 kasus penularan yang dialami oleh tenaga kesehatan, pemeriksaan kasus juga dilakukan kepada keluarga mereka dan akhirnya ditemukan sebanyak 12 kasus penularan lainnya.

“Meski tenaga kesehatan saat kontak dengan ABK sudah pakai alat pelindung diri (APD), kita tracing lagi dari keluarga kemudian ketemu 12 kasus lagi," jelasnya.

Enam kasus baru juga ditemukan pada saat pemeriksaan kontak dari keluarga tenaga kesehatan.

Beberapa kasus VoC yang dilaporkan pada awalnya terjadi di Inggris, India, lalu Afrika Selatan dan kini akhirnya diidentifikasi di Indonesia.

“Kita harus ada gerakan antisipasi supaya perubahan secara endogen tidak berpengaruh pada penyebaran kasus. Peningkatan kasus adalah kombinasi mobilisasi penduduk dan perubahan pola varian kasus secara mutasi,” ungkapnya lagi.

Dalam upaya mendeteksi sejak dini mutasi virus, kini Indonesia sedang meningkatkan aktivitas surveilans genomik.

Dan hingga kini sudah berjumlah 1.744 sampel yang telah diperiksa di seluruh Indonesia.

Karena setiap pekannya, setiap daerah harus mengumpulkan setidaknya lima hingga sepuluh sampel, lalu diperiksa dan dapat dilihat berapa jumlah VoC.

Dante juga menjelaskan bahwa dari data yang ada, pelacakan pun akan dilakukan secara spesifik jika ditemukan VoC yang berasal dari Inggris, India dan Afrika Selatan.

“Dari hasil evaluasi, ada 54 kasus mutasi yang terjadi di Indonesia, 35 kasus di antaranya VoC berasal dari luar Indonesia, dan 19 di antaranya tidak ada kontak dengan Indonesia. Artinya tidak ada penyebaran kontaminasi lokal di Indonesia untuk VoC yang terjadi secara mutasi.” Tutupnya.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler