PONOROGO TERKINI - Rachmat Gobel mengkritisi langkah pemerintah kucurkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Gobel berpendapat bahwa APBN seharusnya difokuskan untuk kepentingan pemulihan ekonomi dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur.
“Soal kereta cepat biar kita serahkan ke investornya. Ini sesuai dengan ide awal yang berprinsip business to business," tegas Gobel.
Baca Juga: Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Diagendakan Kunjungi Indonesia, Bahas Ekonomi Komprehensif
Gobel menjelaskan, awalnya pemerintah menyetujui pembuatan kereta cepat tidak menyentuh APBN karena menganut skema business to business.
Kenyataanya hingga saat ini anggaran pembangunan terus membengkak.
"Yang pasti hingga kini sudah bengkak dua kali. Kondisi ini sudah berkebalikan dengan tiga janji semula serta sudah lebih mahal dari proposal Jepang. Padahal dari segi kualitas pasti Jepang jauh lebih baik,” tandas Gobel.
Baca Juga: Kampanye hitam yang Pernah Serang Anies Baswedan 2017 Lalu Muncul Kembali, Cek Faktanya
Gobel, meminta pemerintah bertindak konsisten dengan skema pembangunan yang sejak dari awal sudah diputuskan.
Pembengkakan biaya, seharusnya diserahkan ke perusahaan konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) .
Artikel Rekomendasi