Network
PONOROGO TERKINI – Tercatat ada 40 lembaga kursus dan pelatihan (LKP) di Ponorogo dengan berbagai jurusan keahlian.
Puluhan LKP tersebut menawarkan program beasiswa dan tidak memungut biaya alias gratis.
Sayangnya fasilitas tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.
Ada syarat khusus jika ingin mengikuti kursus dan pelatihan gratis yaitu peserta wajib di rentang 17 hingga 25 tahun.
Baca Juga: Reog Ponorogo Nominator Pertama ICH UNESCO, Kemenangan Jamu Baru Sebatas Lisan
Farida Widyastutik, pengelola LKP Rida Bordir mengatakan bahwa penduduk kelompok usia muda ini belum memikirkan serius masa depan mereka.
Program beasiswa kursus dan pelatihan itu ditawarkannya ke mana-mana, mulai lulusan paket C, alumnus sekolah lanjutan pertama atau atas, hingga sarjana yang masih menganggur.
Namun tetap saja, mereka tidak begitu tertarik meskipun informasi sudah disebarkan lewat media sosial.
Baca Juga: Muncul Petisi Save Reog Ponorogo setelah Ramai Kabar Jamu Terpilih Diajukan ke ICH UNESCO
‘’Sayang sebenarnya, ada fasilitas gratis tapi tidak dimanfaatkan,’’ terangnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Sutji Hariati, pengelola lembaga kursus dan pelatihan di bidang tata kecantikan, rias penganti, dan potong rambut.
Ia mengaku kesulitan menjaring peserta beasiswa di rentang usia 17-25 tahun.
‘’Kendala utama itu pada minat peserta,’’ kata Bu Cici sapaan Sutji Hariati, dikutip ponorogoterkini.co dari situs resmi Pemkab Ponorogo.
Baca Juga: Jual Bubuk Petasan di Wilayah Ponorogo, Pemuda Berusia 16 Tahun Terancam 20 Tahun Penjara
‘’Sekarang batas usianya sudah 25 tahun, dulu malah 21 tahun. Jarang-jarang ada yang mendaftar,’’ imbuhnya.
Menurutnya minat malah datang dari para ibu muda yang belum memiliki pekerjaan namun terganjal batasan usia.***
Artikel Rekomendasi