Israel Setujui Pawai Nasionalis Yahudi di Yerusalem, Palestina Terusik

16 Juni 2021, 08:02 WIB
Ilustrasi warga Israel yang sedang mengibarkan bendera Israel. /Unsplash/Levi Meir Clancy

Ponorogo Terkini - Pemerintah baru Israel pada hari Senin kemarin akhirnya menyetujui pawai nasionalis Yahudi di Yerusalem.

Tentunya hal ini menjadi sebuah langkah yang berisiko menimbulkan ketegangan dengan warga Palestina.

Diketahui juga Benjamin Netanyahu menyerahkan kekuasaannya kepada Naftali Bennett sebagai perdana menteri Israel yang baru.

Baca Juga: Bunga Zainal Diduga Infeksi Darah dan Dirawat di RS, Sempat Alami Kondisi Bengkak di Tangan

Ketegangan antara Israel dan Palestina juga masih terjadi hingga kini, usai 11 hari pertempuran antara keduanya hingga mengorbankan banyak nyawa.

Faksi-faksi Palestina telah menyerukan "hari kemarahan" terhadap pawai yang dilakukan di Yerusalem itu.

"Ini adalah provokasi rakyat kami dan agresi terhadap Yerusalem kami dan tempat-tempat suci kami," ungkap Mohammad Shtayyeh selaku Perdana Menteri Palestina tentang pawai tersebut.

Dilansir dari Reuters, setelah bertemu dengan kepala polisi Israel dan pejabat keamanan lainnya, Menteri Keamanan Dalam Negeri yang baru dilantik, Omer Barlev menyetujui pawai dan mengatakan polisi telah mempersiapkannya dengan baik.

Baca Juga: Perceraian Kim Kardashian dan Kanye West Akan Didokumentasikan dalam 2 Reality Show, Nilainya Fantastis

Untuk pemerintahan Israel yang baru ini tentunya ada beberapa tugas utama.

“Jadi tugas utama untuk pemerintah yang baru dan stabilitasnya adalah seberapa cepat ia bergerak untuk meloloskan anggaran,” kata Yohanan Plesner selaku presiden Institut Demokrasi Israel.

"Kalau dalam 3-4 bulan ini pemerintah akan meloloskan anggaran pada 2021-2022 maka kita bisa berharap pemerintah ini bisa menjabat minimal dua atau tiga tahun dan kalau tidak, instabilitas akan terus berlanjut," ujarnya lagi.

Orang-orang Palestina kini hanya memiliki sedikit harapan untuk bisa melakukan perdamaian.

Di bawah kesepakatan koalisi, Naftali Bennett yang merupakan seorang Yahudi Ortodoks dan multi-jutawan teknologi yang menganjurkan pencaplokan bagian-bagian di Tepi Barat akan digantikan sebagai perdana menteri pada tahun 2023.

Penggantinya adalah Yair Lapid yang merupakan seorang mantan pembawa acara televisi.

Sebenarnya ada juga berita yang mengatakan bahwa warga Palestina sedang khawatir mengenai ketentraman negaranya.

Menurut mereka Naftali Bennett lebih kejam dibandingkan dengan perdana menteri Israel sebelumnya yaitu Benjamin Netanyahu.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler