Singapura Mulai Ragukan Efektivitas Vaksin Sinovac Usai Berkaca dari Kasus di Indonesia

29 Juni 2021, 17:38 WIB
Suasana program vaksinasi Covid-19 di Singapura yang diikuti oleh warga berusia di atas 70 tahun di pusat vaksinasi di Singapura pada bulan Januari. /Reuters/Edgar Su

Ponorogo Terkini – Sejak 18 Juni 2021, Singapura sudah mengizinkan 24 klinik kesehatan swasta untuk menyuntikkan vaksin  Sinovac usai Organisasi Kesehatan Dunia memberikan restu untuk penggunaan darurat pada awal Juni. 

Tetapi, meskipun permintaan awal terhadap vaksin Sinovac cukup tinggi, pemerintah Singapura sejauh ini tidak menambahkannya ke dalam program vaksinasi nasional, seperti yang dikutip dari media New York Times pada Sabtu 19 Juni 2021.

Ada alasan mengapa orang-orang di Singapura dan di tempat lain akan memilih untuk mendapatkan suntikan Sinovac, bahkan saat vaksin yang lebih efektif sudah tersedia.

Hal itu lantaran mereka berasal dari China daratan atau berencana untuk bepergian ke sana.

Baca Juga: Polisi Prancis Memburu Pelaku Foto Selfie Pemicu Kecelakaan Massal Pembalap Tour de France

 

Organisasi media pemerintah China telah melancarkan kampanye informasi salah yang mempertanyakan keamanan vaksin buatan Amerika.

Bahkan Beijing juga mengatakan bahwa orang asing yang menerima suntikan China akan lebih mudah masuk ke negara itu.

Direktur Layanan Medis Singapura Kenneth Mak mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia khawatir tentang laporan dari negara lain tentang orang yang sakit dengan Covid-19 bahkan setelah menerima suntikan Sinovac.

Dia mencontohkan kasus di Indonesia, di mana puluhan dokter dan petugas kesehatan lainnya yang telah menerima Sinovac di satu daerah dilaporkan menjalani perawatan di rumah sakit akibat infeksi Covid-19.

Baca Juga: Uruguay vs Paraguay 1-0, Edinson Cavani Mengunci Kemenangan Lewat Tendangan Pinalti

“Itu memberi kesan bahwa kemanjuran vaksin yang berbeda akan sangat bervariasi,” kata Pak Mak pada Jumat 18 Juni 2021.

Penelitian telah menunjukkan bahwa vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna — satu-satunya yang ada dalam program nasional Singapura sejauh ini — 90 persen efektif dalam mencegah infeksi dalam kondisi dunia nyata.

Jarang adanya laporan mengenai infeksi Covid-19 yang parah pada orang yang telah divaksinasi penuh dengan suntikan itu.

Studi lain menunjukkan infeksi pada orang yang diberi vaksin China, termasuk yang dibuat oleh Sinovac, lebih kerap terjadi dibandingkan dengan orang yang menerima suntikan Pfizer atau Moderna.

Studi uji coba fase 3 vaksin Sinovac, yang disebut CoronaVac, di seluruh dunia telah melaporkan efektivitas antara 50 dan 84 persen.

Ketika WHO mendukung vaksin Sinovac untuk penggunaan darurat bulan ini, badan tersebut mengatakan bahwa itu hanya 51 persen efektif untuk mencegah penyakit simtomatik.

Memang vaksin China masih dianggap sangat efektif melawan penyakit parah.

Namun, para ilmuwan telah memperingatkan bahwa negara berkembang yang memilih untuk menggunakannya dapat tertinggal di belakang negara-negara pengguna Pfizer atau Moderna.

Singapura menjadi negara yang terus menggenjot target vaksinasi di negaranya di tengah perkembangan kasus Covid-19 yang masih merebak.

Berdasarkan data per 27 Juni 2021, negara jiran ini rata-rata mencatat 19 kasus konfirmasi harian.

Lebih dari sepertiga dari 5,7 juta penduduk kota itu telah divaksinasi penuh dan hampir setengahnya telah menerima setidaknya satu suntikan Covid-19. Pemerintah menargetkan vaksinasi selesai pada akhir tahun.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: NY Times

Tags

Terkini

Terpopuler