Banjir Masih Melanda Jerman dan Eropa Barat, Lebih dari 120 Orang Meninggal

17 Juli 2021, 16:47 WIB
Ilustrasi banjir. Banjir Masih Melanda Eropa Barat termasuk di wilayah Jerman /Pixabay/LucyKaef

Ponorogo Terkini - Banjir bandang melanda Eropa Barat dan wilayah Jerman.

Dilaporkan korban meninggal diperkirakan sudah lebih dari 120 orang.

Pejabat setempat mengkhawatirkan lebih banyak kematian pada hari Jumat setelah banjir yang menyapu wilayah barat, menghancurkan jalan-jalan dan rumah-rumah.

Baca Juga: Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Jerman, Puluhan Orang Meninggal Dunia

Bahkan banjir sampai menewaskan lebih dari 100 orang dan menyebabkan ratusan lainnya hilang, hingga banyak yang kehilangan tempat tinggal.

Selain itu, jaringan komunikasi terputus di banyak daerah.

Bahkan beberapa tempat juga ditemukan pohon tumbang setelah sungai meluap mengoyak kota dan desa di negara bagian barat Rhine-Westphalia dan Rhineland-Palatinate serta sebagian Belgia dan Belanda.

Baca Juga: Ketahui Gejala Varian Delta Covid-19, Maria Van Kerkhove dari WHO Jelaskan Cara Pencegahan Mandiri

Setelah diguyur hujan lebat selama berhari-hari, telah tercatat jumlah korban 103 orang tewas di Jerman.

Ini merupakan jumlah terbanyak korban meninggal dalam bencana alam di negara itu dalam hampir 60 tahun.

Jumlah korban tersebut termasuk 12 penghuni panti jompo yang dikejutkan oleh banjir pada malam hari.

Di Belgia, hari Selasa telah diumumkan sebagai hari berkabung, para pejabat mengatakan setidaknya ada 20 orang tewas dan 20 lainnya dilaporkan hilang.

"Banjir adalah bencana yang menjadi sejarah," kata Armin Laschet, perdana menteri negara bagian North Rhine-Westphalia dan kandidat partai CDU yang berkuasa untuk menggantikan Kanselir Angela Merkel ketika dia mundur setelah pemilihan pada bulan September.

Kehancuran akibat banjir yang melanda beberapa kawasan di Jerman dan negara Eropa oleh para ahli meteorologi dikaitkan dengan pergeseran aliran air yang didorong oleh perubahan iklim yang telah membawa air ke daratan dari laut

Hal ini dapat menjadi topik bahasan di pemilihan yang sampai sekarang tidak banyak dibahas tentang iklim.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler