AS Lanjutkan Evakuasi Warga dari Afghanistan, Lebih dari 18.000 Orang Diangkut dengan Pesawat

21 Agustus 2021, 20:26 WIB
Ilustrasi pesawat di landasan pacu. /Pixabay/ 12019

PONOROGO TERKINI – Amerika Serikat (AS) kembali melanjutkan proses evakuasi warga di Afghanistan usai Taliban menguasai negara tersebut.

Penerbangan evakuasi dari bandara internasional Kabul telah dimulai kembali setelah sebelumnya terhenti selama 6 hingga 7 jam.

Hal ini karena adanya kepadatan di pangkalan udara AS di Qatar yang ukurannya terbatas. Sehingga perlu waktu untuk mengurai kerumunan dari orang-orang yang telah dievakuasi ke pangkalan AS lainya.

Baca Juga: Taliban Kuasai Kabul, Warga Berebut Tinggalkan Afghanistan tapi Terjebak di Bandara

Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak dapat menjamin hasil akhir dari evakuasi darurat dari bandara Kabul karena ini menjadi salah satu operasi evakuasi paling sulit.

“Ini adalah salah satu pengangkutan udara terbesar dan tersulit dalam sejarah. Saya tidak bisa menjanjikan apa hasil akhirnya,” kata Joe Biden dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Jumat 20 Agustus 2021, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Joe Biden pun berterima kasih kepada Qatar telah membantu evakuasi.

Baca Juga: Taliban Kuasai Afghanistan, Pemerintah AS Didesak Evakuasi Warga Lokal Terafiliasi Amerika

“Pengangkutan udara tidak akan mungkin terjadi tanpa dukungan awal dari Qatar,” lanjut Presiden ke-46 AS ini.

Dalam 72 jam terakhir, Qatar telah membantu mengevakuasi lebih dari 300 siswa yang sebagian besar perempuan dan lebih dari 200 personel media.

Sementara Joe Biden mengatakan pasukan AS telah menerbangkan total 13.000 orang keluar dari Afghanistan sejak 14 Agustus 2021. Ini berarti total 18.000 orang sejak Juli 2021 silam.

Baca Juga: Hindari Sanksi Tegas YouTube, Akun Pendukung Taliban Menyamar Sebagai Toko Kelontong Online

Shabia Mantoo, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) mengapresiasi upaya evakuasi dari AS yang dibantu oleh Qatar ini.

PBB melaporkan adanya upaya pejuang Taliban mendatangi satu per satu rumah warga yang diperkirakan terdapat orang-orang yang bekerja dengan pasukan AS dan NATO.

Aksi ini meningkatkan ketakutan akan aksi balas dendam.

“Sebagian besar warga Afghanistan tidak dapat meninggalkan negara itu melalui saluran reguler. Sampai hari ini, mereka yang mungkin dalam bahaya tidak memiliki jalan keluar yang jelas,” ujar Shabia Mantoo pada keterangan resmi yang disampaikan di Jenewa, Swiss.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler