Tsunami Covid-19 di India Kian Mencekam, Angka Kematian Capai 4.000 Kasus dalam Dua Hari

- 14 Mei 2021, 11:45 WIB
Petugas kesehatan berseragam alat pelindung diri (APD) membawa jenazah orang yang menderita penyakit Covid-19 di luar rumah sakit Guru Teg Bahadur, di New Delhi, India, 24 April 2021.
Petugas kesehatan berseragam alat pelindung diri (APD) membawa jenazah orang yang menderita penyakit Covid-19 di luar rumah sakit Guru Teg Bahadur, di New Delhi, India, 24 April 2021. /Reuters/ Adnan Abidi/

Ponorogo TerkiniTsunami Covid-19 yang melanda India hingga saat ini belum mereka. Pada Kamis, 13 Mei 2021 selama dua hari berturut-turut, India mencatat ada 4.000 kasus kematian.

Para ahli kesehatan di India juga tidak bisa memberikan pendapatnya, kapan India akan berada di fase puncak gelombang Tsunami?

Hingga saat ini, varian Covid-19 yang berasal dari India masih dianggap mengkhawatirkan, tidak dipungkiri bahwa ini bisa menjadi ancaman bagi seluruh negara-negara di dunia.

Baca Juga: Giliran Indonesia Bantu India Hadapi Gelombang Covid-19, Kirim Ribuan Tabung Gas Oksigen

Dilansir Pikiran Rakyat dari Reuters, seorang profesor epidemiologi di Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee, optimis adalah kunci dari musibah ini.

Setiap hari rumah sakit di India menerima pasien hingga tak sanggup membendungnya lagi.

"Jumlah kasus baru setiap hari cukup besar untuk membebani rumah sakit. Kata kuncinya adalah optimisme hati-hati,” ungkapnya.

Dalam kasus ini, situasi yang sangat buruk dialami di daerah pedesaan Uttar Pradesh. Daerah tersebut adalah kawasan terpadan yang ada di negara India dengan populasi lebih dari 230 juta.

Baca Juga: Operasi Ketupat Jaya 2021 Sukses Putar Balik Puluhan Ribu Kendaraan Pemudik dan Belasan Travel Gelap

Belum lama ini terlihat puluhan jenazah terdampar di Sungai Gangga karena krematorium kewalahan mengurus jenazah.

“Statistik resmi tidak memberi Anda gambaran tentang pandemi dahsyat yang mengamuk di pedesaan UP (Uttar Pradesh)," tulis aktivis terkenal dan politisi oposisi Yogendra Yadav.

"Ketidaktahuan yang meluas, kurangnya fasilitas pengujian yang dekat atau memadai, batasan resmi dan tidak resmi pada pengujian dan penundaan yang berlebihan dalam laporan pengujian berarti bahwa di desa demi desa, hampir tidak ada yang diuji," ujar Yogendra Yadav.

Sebenanarnya, India merupakan produsen vaksin terbesar di dunia, akan tetapi persediaannya menipis karena banyaknya permintaan.

Disclaimer: Artikel ini sudah tayang di pikiranrakyat.com dengan judul “India Catat Lebih dari 4.000 Kematian Dua Hari Beruntun.”***

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini