Pasukan Keamanan Haiti Terlibat Baku Tembak dengan Terduga Kelompok Pembunuh Presiden Jovenel Moise

- 13 Juli 2021, 07:51 WIB
Jovenel Moise sudah menjabat sebagai Presiden Haiti sejak 2017
Jovenel Moise sudah menjabat sebagai Presiden Haiti sejak 2017 /REUTERS/Andres Martinez Casares

Ponorogo Terkini – Pasukan keamanan Haiti sempat terlibat baku tembak, pada Rabu, 7 Juli 2021,  menghadapi kelompok penyerang terduga pembunuh Presiden Jovenel Moise di rumahnya.

Peristiwa pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise menambah kekacauan negara yang sedang memerangi masalah kekerasan dan kemiskinan.

Pasukan keamanan Haiti berhasil menangkap dua orang terduga pembunuh Jovenel Moise dan empat lagi tewas ditempat.

Leon Charles, Direktur Jenderal Polisi, mengatakan dalam siaran televisi lokal, pada Kamis malam, bahwa pasukan keamanan Haiti tidak akan beristirahat sampai semua tertangani.

Baca Juga: Kepolisian Haiti Ungkap Identitas Terduga Pembunuh Presiden Jovenel Moise

"Kami memblokir mereka dalam perjalanan saat akan meninggalkan TKP," kata Leon Charles pada Reuters dikutip Ponorogo Terkini

Pihak pasukan keamanan Haiti yang menghadang terlibat pertarungan dengan kelompok pembunuh bayaran. Pilihannya kala itu hanya ada dua, yaitu mereka terbunuh atau ditangkap.

Jovenel Moise, seorang mantan pengusaha berusia 53 tahun yang menjabat sebagai Presiden Haiti pada 2017.

Ibu Negara Haiti, Martine Moise, terluka parah dalam peristiwa pembunuhan bersenjata berat yang menyerbu rumah pasangan Moise di perbukitan atas Port-au-Prince sekitar pukul 01.00 waktu setempat .

Haiti merupakan sebuah negara berpenduduk sekitar 11 juta orang, telah berjuang untuk mencapai stabilitas sejak jatuhnya kediktatoran dinasti Duvalier pada tahun 1986.

Dewan Keamanan PBB mengutuk pembunuhan Jovenel Moise dan meminta semua pihak untuk tetap tenang, menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat berkontribusi pada ketidakstabilan lebih lanjut.

Baca Juga: Richard Branson Kalahkan Jeff Bezos, Jadi Orang Pertama Terbang ke Luar Angkasa Gunakan Pesawat Sendiri

Kecamanan terkait kasus pembunuhan Presiden Haiti, tidak datang dari Dewan Keamanan PBB saja, Amerika Serikat dan negara-negara tetangga Amerika Latin turut mengutuk peristiwa keji tersebut.

Pemerintah Haiti mengumumkan keadaan darurat selama dua minggu untuk membantu memburu para pembunuh, yang digambarkan sebagai sekelompok tentara bayaran asing dan pembunuh terlatih.

Berdasarkan pernyataan Perdana Menteri sementara, Claude Joseph, para kelompok pembunuh bayaran berbicara dalam bahasa Inggris dan Spanyol. Sementara mayoritas masyarakat Haiti berbicara dalam bahasa Prancis atau Kreol Haiti.

"Saya menyerukan ketenangan. Semuanya terkendali," kata Joseph di televisi lokal, pada 8 Juli 2021 bersama Direktur Jenderal Polisi Charles.

Claude Joseph menegaskan tidak akan membiarkan begitu saja tindakan barbar tersebut. Melaluinya pula diketahui,

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x