Niat Puasa Qadha Ramadhan Beserta Bacaan Latin dan Tata Cara Pelaksanaanya

- 12 Juli 2021, 06:14 WIB
Niat puasa Qadha Ramadhan beserta bacaan latin dan tata cara pelaksanaanya
Niat puasa Qadha Ramadhan beserta bacaan latin dan tata cara pelaksanaanya /Pixabay/ahagiel

Ponorogo Terkini  - Puasa qadha adalah puasa yang dilakukan untuk mengganti hutang puasa Ramadhan.

Biasanya kebanyakan wanita melakukan puasa qadha ini untuk mengganti hutang puasa ramadhan karena datangnya haid.

Puasa Qadha ini bersifat wajib dan hutang puasa harus dilunasi sebelum tiba pelaksanaan puasa Rahmadhan lagi tahun depan.

Namun, ada beberapa kondisi dimana seseorang muslim diperbolehkan untuk tidak berpuasa qadha karena sudah tidak memungkinkan.

Seperti ibu hamil, menyusui, orang tua yang sudah lemah dan tidak kuat berpuasa, serta musafir yang sedang menempuh perjalanan yang jauh.

Baca Juga: Adab Makan Minum dalam Islam Sesuai Ajaran Rasulullah, Lengkap dengan Dalilnya

Seperti yang Allah SWT firmankan dalam surat Al-Baqarah ayat 184:

 فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ

Barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.” (Q.S. Al-Baqarah:184)

Beberapa orang masih bingung mengenai bacaan niat dan tata cara pelaksanaan puasa qadha.

Berikut ini bacaan niat dan tata cara puasa qadha :

Niat puasa qadha

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلهِ تَعَالَى


Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’I fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya : “Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT.”

Baca Juga: Tata Cara Mandi Wajib Yang Benar Sesuai Syariat Islam

Tata cara puasa qadha

1. Diperbolehkan tidak sahur

Karena dalam berpuasa syarat sah nya adalah membaca niat dan sahur tidak masuk dalam syarat sah puasa, melainkan bersifat sunah.

Dalam sebuah hadist dari Hafshah r.a, Rasulullah bersabda :

Siapa saja yang belum berniat puasa sebelum terbit fajar maka tidak ada puasa baginya.”

2. Boleh dilakukan dalam waktu yang berurutan maupun bebas sebelum datangnya bulan Rahmadhan dan tidak dilaksanakan pada waktu-waktu yang diharamkan untuk berpuasa.

Rasulullah saw bersabda :

“Qadha’ (puasa) Ramadhan itu, jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya terpisah. Dan jika ia berkehendak, maka ia boleh melakukannya berurutan. “ (HR. Daruquthni, dari Ibnu ‘Umar)

3. Pelaksanaannya sama dengan puasa pada pada umumnya, di mana kita haru menahan segala sesuatu yang bisa membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Editor: Dian Purnamasari


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini