Situs Peradaban Tutari di Masa Megalitikum, Papua Bukan Hanya Cendrawasih Saja

- 3 September 2021, 09:00 WIB
Situs Megalitik Tutari berada di lereng hingga bukit di sekitar pesisir Danau Sentani
Situs Megalitik Tutari berada di lereng hingga bukit di sekitar pesisir Danau Sentani /Tangkapan layar/ YouTube/ Nat Geo Indonesia

Ciri khas dan keunikan dari Situs Megalitik Tutari dapat dilihat dari temuan peninggalan arkeologi yang cukup lengkap.

Misalnya saja lukisan di atas bebatuan tersebar hampir di seluruh permukaan situs megalitikum ini.

Baca Juga: Stasiun Pulau Air Akhirnya Dibuka, Potensi Wisata di Padang dengan Berbagai Pesona

Ada juga susunan batu temugelang, batu berjajar, batu-batu berlukis, dan kelompok menhir yang tersebar hingga ke puncak bukit di antara sabana dan pohon-pohon kayu putih.

Dikutip dari website Indonesia.go.id dari hasil penelitian Erlin Novita dengan judul “Pengelolaan Situs Megalitik Tutari” menyimpulkan bahwa situs ini pada masa lampau digunakan sebagai pusat kegiatan kepercayaan yang dianut masyarakat Tutari.

Masyarakat Tutari dikatakan oleh para tokoh masyarakat Doyo Lama merupakan suku di barat Danau Sentani yang hidup 6000 tahun yang lalu.

Baca Juga: Intip Resep Rumahan Ayam Bakar Taliwang Khas Lombok Lengkap dengan Sambal Beberuk Terong

Perkampungan tempat mereka tinggal bernama Tutari Yoku Tamaiyoku. Sayangnya, masyarakat ini sudah punah akibat perang dengan Suku Ebe dari wilaya Pulau Yonoqom untuk memperebutkan wilayah.

Dari sisa perebutan wilayah tersebut, Suku Ebe hanya menyisakan  tempat pusat pemujaan era megalitikum masyakarat Tutari.

Yang mana kemudian diketahui Suku Ebe adalah nenek moyang dari masyarakat Doyo Lama yang tinggal di tepi Danau Sentani.

Halaman:

Editor: Arifkha Khairon Nissa

Sumber: Indonesia.go.id


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini