Megawati Jadi Keynote Speaker FGD BMKG, Ajak Gotong Royong jika Ada Bencana

25 April 2021, 09:18 WIB
Megawati saat menjadi keynote speaker di FGD BMKG. /Kominfo

Ponorogo Terkini - Beberapa saat yang lalu telah digelar acara Focus Group Discussion (FGD) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta, tepatnya pada tanggal 23 April 2021 yang menghadirkan Megawati Soekarnoputri sebagai keynote speaker.

Acara tersebut dihadiri oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Selain itu juga dihadiri Menteri ESDM Arifin Tasrif, Kepala BNPB Doni Monardo, dan Kepala Badan Pencarian, dan Pertolongan (BASARNAS) Marsekal Muda (Marsda) TNI Henri Alfiandi.

Baca Juga: Kemenag Mengimbau Masyarakat Tetap Santun dalam Menjalankan Tradisi Bangunkan Sahur

Ada juga Pembina Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDIP Ir. Hasto Kristiyono, Ketua Ikatan Ahli Bencana Indonesia Dr. Harkunti Rahayu.

Hadir juga para stakeholder lain, seperti Gubernur Jawa Tengah, Gubernur Bali, Gubernur Sulawesi Utara, dan Bupati Flores Timur yang hadir baik secara daring maupun luring. 

Dalam kesempatan tersebut, Megawati menegaskan bahwa bencana alam merupakan urusan seluruh bangsa Indonesia sehingga semua pihak sebagai anak bangsa harus terlibat, dan semuanya memiliki tanggung jawab yang sama.

Baca Juga: Tindakan Tegas Akan Diberikan pada Warga India yang Nekat Langgar Karantina di Indonesia

Megawati saat FGD BMKG juga menyebutkan ada beberapa hal yang terkait dengan penanggulangan bencana alam di Indonesia, antara lain:

  1. Gerakan Budaya Siaga Bencana, diharapkan tak hanya menjadi slogan semata. Menurut Presiden kelima Indonesia tersebut, bencana alam harus dimitigasi menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga bisa lebih ditanggulangi. 
  2. Politik Tata Ruang, dimana tata ruang harus disusun dan diterapkan secara efektif dan memiliki kekuatan hukum untuk menjadi dasar dalam merencanakan suatu pembangunan. 
  3. Single Map Policy, yang telah direncanakan oleh Presiden Joko Widodo harus segera direalisasikan agar tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan tata ruang.
  4. Bangunan tahan gempa serta ketentuan garis sempadan harus dijalankan dengan disiplin.
  5. Mengenali risiko bencana, salah satunya dengan menyiapkan tas darurat bencana yang bisa digunakan sewaktu-waktu jika terjadi bencana alam. 

Di sisi lain, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan bahwa bencana alam seperti banjir, longsor, puting beliung, dan siklon tropis meningkat tajam dalam kurun waktu 5 tahun terakhir karena adanya perubahan iklim global akibat kerusakan lingkungan.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: BMKG

Tags

Terkini

Terpopuler