Network
PONOROGO TERKINI - Tradisi Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat daerah saat menyampaikan pidato kenegaraan 16 Agustus pada Sidang Tahunan MPR serta Sidang Bersama DPR dan DPD, masih terus dilakukan.
Pada pidato kenegaraan menjelang peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia, Presiden Jokowi mengenakan pakaian adat Baduy Banten lengkap dengan ikat kepala dan tas selempang anyaman.
Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin turut mendampingi dengan mengenakan pakaian adat Bugis-Makassar.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Biaya Tes PCR Diturunkan, dr. Tirta dan Susi Pudjiastuti Beri Komentar
Dalam pidato di hadapan anggota sidang tahunan MPR, Presiden Jokowi menyoroti pandemi Covid-19 yang kemudian juga menimbulkan resesi sebagai krisis yang dihadapi bangsa Indonesia.
Menurutnya, krisis, resesi, dan pandemi saat ini seperti api, yang bisa membakar tetapi sekaligus menerangi.
Kalau terkendali, api bisa menginspirasi dan memotivasi, api juga menyakitkan tetapi sekaligus juga menguatkan.
Baca Juga: Polisi Buru Sosok Misterius Pelukis Mural Jokowi 404 Not Found
Menurut Presiden Jokowi, selama satu setengah tahun pandemi Covid-19, terjadi penguatan yang signifikan dalam perilaku dan infrastruktur kesehatan.
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan makin tinggi, memunculkan gaya hidup sehat, menjaga kebersihan lingkungan, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang bernutrisi.
Sementara secara kelembagaan, cara merespons pandemi juga semakin terkonsolidasi dan dapat bekerja lebih tanggap.
Baca Juga: Mural Jokowi 404: Not Found Dihapus, Faldo Maldini Sebut Tidak Ada Izin Berarti Melawan Hukum
Seiring dengan hal itu, pelayanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta juga mengalami peningkatan dari kapasitas dan fasilitas pendukung lainnya.
Pandemi juga memacu untuk mengembangkan kemandirian industri obat, vaksin, dan alat-alat kesehatan.
Presiden Jokowi mengakui, saat ini pemerintah sangat terkonsentrasi pada penanganan masalah kesehatan.
Namun, perhatian terhadap agenda-agenda besar untuk mewujudkan Indonesia Maju tidak berkurang sedikit pun.
Pemerintah masih memprioritaskan pengembangan SDM yang berkualitas, menyelesaikan pembangunan infrastruktur agar biaya logistik semakin murah, serta membangun dari pinggiran untuk menyatukan Indonesia. ***
Artikel Rekomendasi