Garuda Indonesia Berencana Tambah Armada setelah Disuntik Rp7,5 Triliun dari PMN

- 2 Juli 2022, 08:54 WIB
Garuda Indonesia terima suntikan dana triluan rupiah dari PNM
Garuda Indonesia terima suntikan dana triluan rupiah dari PNM /Pixabay/TobiasRehbein

PONOROGO TERKINI - Garuda Indonesia akan menerima kucuran Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,5 triliun.

Anggaran PMN tersebut bersumber dari cadangan pembiayaan investasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat separuh dana dari PMN Garuda untuk perbaikan sejumlah pesawat.

Separuh lainnya akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan, namun hingga saat ini anggaran tersebut belum dicairkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Baca Juga: Politisi PDI Perjuangan Sebut Masalah yang Terjadi di Tubuh Garuda Merupakan Masalah Klasik

Direktur Keuangan Garuda Indonesia Prasetyo menjelaskan,kondisi keuangan Garuda mengalami tekanan yang berat selama dua tahun terakhir.

Penyebabnya adalah pandemi, di mana traffic penumpang mengalami penurunan tajam

Dalam RDP di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Kamis, 30 Juni 2022 lalu Prasetyo membeberkan rencana penambahan armada.

Untuk menambah armada, Prasetyo memberikan gambaran dua opsi.

Pertama dengan Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Perusahaan Pengelola Aset, atau dengan badan usaha swasta yang ingin menghidupkan pesawat yang sedang tidak digunakan atau under maintenance dengan cara bagi hasil untuk rute selektif.

Baca Juga: PT Garuda Indonesia Diujung Kebangkrutan, Sang Komisaris dan Stafsus BUMN Justru Adu Sindir

“Menunggu PMN agak lama sekitar 6 bulan, tapi opsi lain seperti mengundang sinergi dengan PT PPA. Kalau nanti disepakati kita akan diskusi lagi," kata Prasetyo.

Sedangkan opsi yang kedua, ditawarkan kerja sama operasi dengan pihak swasta.

"Kita tawarkan ke swasta yang mau membiayai, lumayan returnnya," jelasnya.

“Pandemi 2 tahun terakhir Garuda mengalami tekanan berat, dari revenue drop hampir 70 persen. Diikuti tambahan utang yang cukup besar dan membaik pada April lalu saat Hari Raya, di mana pada saat ini perbulan mencapai revenue 120 juta dolar AS. Direct cost masih dipertahankan sekitar 50 persen khususnya tertinggi dari biaya avtur," jelasnya.***

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: DPR RI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x