Ini berarti klaim bahwa vaksin COVID-19 yang tersedia bersifat "eksperimental" tidak benar karena tidak memiliki dasar pembuktian.
Tuduhan lain yang tidak memiliki bukti ialah teori konspirasi yang meyebut pandemi COVID-19 merupakan kejadian yang direncanakan.
Sejak bulan-bulan awal pandemi COVID-19, para ahli teori konspirasi telah membuat klaim tak berdasar bahwa krisis tersebut diatur oleh berbagai orang dan entitas, termasuk Bill Gates dan Institut Nasional Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Klaim lain pun tanpa bukti dari blog bahwa Dr. Anthony Fauci, dokter penyakit menular terkemuka AS, bersekongkol dengan Partai Komunis China untuk membangun SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.
Disebutkan juga pada klaim tersebut bahwa virus COVID-19 akan dijadikan sebagai senjata biologis yang mematikan untuk memusnahkan umat manusia.
Tidak ada pemaparan ilmiah yang mendasari alasan klaim blog yang juga menyatakan individu yang divaksinasi lebih mungkin membawa dan menyebarkan varian virus.
Karena tujuan dari vaksin mRNA adalah untuk "mengubah tubuh mereka menjadi pabrik senjata biologis sehingga perkembangan mutasi dapat berlanjut secara global."
Baca Juga: Cek Fakta - Beredar Video Mayat Bergelimpangan di Jalanan India
Sementara itu, otoritas kesehatan AS, CDC mengatakan justru semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi penuh cenderung tidak mengalami infeksi tanpa gejala.
Selain itu, penerima vaksin secara potensial lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan COVID-19 kepada orang lain.
Artikel Rekomendasi