Mengaku Prancis Terlibat Genosida Rwanda, Presiden Emmanuel Macron Minta Maaf

- 28 Mei 2021, 17:42 WIB
Pengunjung melihat foto-foto yang mendokumentasikan genosida 1994 di dalam Museum Memorial Genosida Kigali, Rwanda.
Pengunjung melihat foto-foto yang mendokumentasikan genosida 1994 di dalam Museum Memorial Genosida Kigali, Rwanda. /REUTERS/Noor Khamis

Ponorogo Terkini – Emmanuel Macron selaku Presiden Prancis mengungkapkan pengakuan peran negaranya di dalam genosida Rwanda. Ia juga berharap adanya pengampunan saat peringatan di Kigali.

Ia juga sedang berusaha keras untuk bisa memperbaiki hubungan kedua negara (Prancis-Rwanda) setelah tuduhan yang selama bertahun-tahun ditujukan ke Prancis atas kekejaman yang terjadi di tahun 1994 lalu.

“Hanya mereka yang mengalami (kejadian) malam itu yang mungkin bisa memaafkan, dan dengan begitu itu memberikan hadiah pengampunan,” tutur Emmanuel Macron pada saat memperingati genosida Gisozi yang pada kala itu ada sekitar 250.000 lebih korban dimakamkan.

Baca Juga: RUU Larangan Minuman Beralkohol Dinilai Nurul Arifin Bentuk Ketidakpercayaan Negara pada Masyarakat

 

“Saya dengan rendah hati dan dengan hormat berdiri di sisi Anda hari ini, saya menyadari sejauh mana tanggung jawab kami,” katanya.

Sedangkan Paul Kagame selaku Presiden Rwanda menyambut dengan baik pidato Emmanuel Macron.

“Kata-katanya lebih kuat daripada permintaan maaf,” ungkap Kagame.

Baca Juga: Dana Otonomi Khusus Papua Masih Belum Merata, Pansus Otsus Sebut Pelanggaran HAM dan Korupsi Pemicunya

“Kunjungan ini tentang masa depan, bukan masa lalu... Saya ingin percaya hari ini bahwa pemulihan hubungan ini tidak dapat diubah,” tambah Kagame.

Dilansir dari ANTARA News, sebelumnya, terdapat laporan mengenai penyelidikan Prancis pada bulan Maret yang mengatakan bahwa sikap kolonial ini seakan telah membutakan pejabat-pejabat Prancis dan juga pemerintah.

Kagame juga telah memuji adanya laporan tersebut dan pintu normalisasi hubungan telah terbuka.

Dengan adanya laporan tersebut maka telah membebaskan Prancis dari adanya keterlibatan langsung dalam pembunuhan 800.000 warga Hutu Moderat – Tutsi.

“Para pembunuh yang mengintai di rawa-rawa, perbukitan, gereja, tidak memiliki wajah Prancis. Prancis bukanlah kaki tangan mereka,” ungkap Macron.

Presiden Prancis ini juga berjanji untuk menunjuk duta besar yang baru.

Diketahui, sebelumnya Prancis memang menolak untuk menunjuk duta besar yang baru karena saat itu Kagame menuduhnya terlibat dalam genosida.

Uzziel Ndagijimana selaku Menteri Keuangan Rwanda juga mengungkapkan bahwa ia sudah menandatangani pinjaman dengan Prancis sebesar €60 juta untuk biaya akses vaksin dan juga perlindungan sosial.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x