WHO Putuskan Pakai Abjad Yunani Untuk Namai Varian Virus Covid-19, Nama yang Lama Susah Dilafalkan

- 1 Juni 2021, 07:45 WIB
Foto ilustrasi
Foto ilustrasi /Pixabay/Gerd Altmann

Ponorogo TerkiniAwalnya, varian virus Covid-19 diberi nama perpaduan dari alfanumerik. Banyak yang berpendapat bahwa pelafalannya terlalu rumit. Sebagai contoh varian Afrika Selatan yang menggunakan banyak nama termasuk B.1.351, 501Y.V2 dan 20H / 501Y.V2. Untuk menyederhanakan hal ini, maka WHO berinisiatif mengganti penamaan untuk varian virus Covid-19.

“Meskipun mereka memiliki kelebihan, nama ilmiah ini bisa sulit untuk diucapkan dan diingat, dan rentan terhadap kesalahan pelaporan,” kata WHO, menjelaskan keputusan tersebut.

WHO akhirnya menjatuhkan pilihan pada Alfabet Yunani setelah berbulan-bulan bermusyawarah. Dilansir dari reuters, sebelumnya, WHO mempertimbangkan untuk menggunakan nama Dewa-dewi Yunani atau nama-nama baru yang diciptakan dengan gaya pseudo-klasik.

Baca Juga: Laila Solihaty Ibunda dari Ketum PSSI Mochamad Iriawan Meninggal Dunia

Tetapi, banyak dari nama-nama tersebut sudah digunakan untuk merek dagang, nama perusahaan, bahkan nama alien.

Ada juga ide lainnya, yakni menamakan Variant of Concern tersebut sebagai VOC1, VOC2, dan selanjutnya. Ide ini akhirnya dibuang, karena penyebutan VOC1 dan seterusnya itu terdengar mirip dengan kata makian dalam bahasa Inggris.

Gagasan lain juga muncul untuk menamakan Variant of Concern tersebut sebagai VOC1, VOC2 dll. Namun dihapus karena menyerupai kata umpatan dalam bahasa Inggris.

Baca Juga: Korea Selatan Hadapi Kasus Pertama Pembekuan Darah Akibat Suntikan Vaksin AstraZeneca

Secara historis, virus sering dikaitkan dengan lokasi asal muasal virus tersebut seperti Ebola yang dinamai menurut nama sungai Kongo.

Tetapi hal ini dapat merusak tempat-tempat dan seringkali tidak akurat seperti 'flu Spanyol' tahun 1918 yang asal-usulnya tidak diketahui.

“Tidak ada negara yang harus distigmatisasi karena mendeteksi dan melaporkan varian,” kata ahli epidemiologi WHO Maria Van Kerkhove.

Sebelum skema WHO yang baru, beberapa ilmuwan telah mengadopsi nomenklatur mereka sendiri yang disederhanakan untuk varian menggunakan nama burung. Namun, dikritik dengan alasan bahwa ini dapat membahayakan burung itu sendiri.***

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x