Bahaya Kalium Sianida, Zat Kimia Beracun yang Bisa Renggut Nyawa

15 Mei 2021, 06:30 WIB
Ilustrasi sianida //pixabay/

Ponorogo Terkini – Kabar miris kembali terulang terkait penggunaan sianida untuk pembunuhan berencana.

Lima tahun silam, tepatnya 6 Januari 2016, terdapat kasus pembunuhan berencana dengan kopi sianida yang dilakukan Jessica Kumala Wongso terhadap korban bernama Mirna Salihin yang tidak lain temannya sendiri.

Kini, ada akhir April 2021, kiriman sate beracun mengakibatkan seorang anak kecil berinisial N (10) di Bantul, yang juga anak pengemudi ojek online tewas karena mengandung kalium sianida.

Baca Juga: Tiga Varian Mutasi Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia

Sate beracun ini dikirimkan oleh perempuan berinisial NA (25) asal Majalengka, Jawa Barat untuk penerima lain.

Namun, penerima - yang diketahui seorang penyidik di Polres Yogyakarta - menolak mengambil sate beracun karena menganggap tidak memesan makanan.

Akhirnya makanan dibawa pulang oleh pengemudi ojek online ke rumah dan disantap olehnya bersama istri dan anaknya. Namun, hanya istri dan anak bungsunya yang begitu terdampak, hingga akhirnya nyawa sang anak tidak tertolong.

“Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang digunakan untuk meracun orang tersebut ditaburkan dalam makanan adalah kalium sianida,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum, Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Kombes Pol Burkan Rudy Satria dalam konferensi pers, Senin 3 Mei 2021, seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Cara Mengenali Alat Tes Swab Bekas, Harus Jeli

Lalu apa sebenarnya kalium sianida, racun yang digunakan pada sate beracun ini?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan, kalium sianida merupakan padatan putih berbentuk butiran atau kristal.

Kalium sianida biasanya digunakan secara komersial untuk fumigasi, pelapisan listrik, serta mengekstraksi emas dan perak dari bijih.

Kalium sianida melepaskan gas hidrogen sianida, zat kimia yang sangat beracun dan mengandung zat asfiksia sehingga bisa mengganggu kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen.

Baca Juga: 3 Cara Ampuh Usir Komedo dengan Bahan-bahan Alami yang Ada di Rumah

Biasanya kalium sianida ini dikemas sebagai kapsul, tablet, atau pelet.

Paparan kalium sianida bisa berakibat fatal. Kalium sianida memiliki efek ke seluruh tubuh (sistemik), terutama mempengaruhi sistem organ yang paling sensitif terhadap kadar oksigen rendah.

Misalnya sistem saraf pusat (otak), sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah), dan sistem paru (paru-paru).

Dampaknya bisa menyebabkan iritasi mata, kulit, sistem pernapasan bagian atas; asfiksia atau penurunan kesadaran akibat kadar oksigen di dalam tubuh berkurang; kelesuan (kelemahan, kelelahan), sakit kepala, kebingungan; mual hingga muntah, pernapasan terengah-engah atau melambat; gangguan tiroid, serta perubahan darah.

Kalium sianida dapat mempengaruhi tubuh melalui konsumsi, penghirupan, kontak kulit, atau kontak mata.

Metode penyebarannya bervariasi mulai dari udara di dalam maupun luar ruangan sebagai tetesan halus, semprotan cairan (aerosol), atau partikel halus.

Kalium sianida dapat mengontaminasi air hingga makanan. Zat kimia ini juga bisa mencemari pertanian jika kalium sianida disemprotkan sebagai tetesan halus, semprotan cair (aerosol), atau partikel halus.

Kontaminasi gas hidrogen sianida yang dilepaskan oleh kalium sianida bisa dikenali dari bau almond pahit yang khas (beberapa orang menggambarkannya sebagai “bau sepatu tua” yang apek), namun sebagian besar orang tidak dapat mendeteksinya.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: CDC ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler