Sejarah Nasi Menjadi Makanan Pokok Orang Indonesia, Dibawa Masuk Pedagang India

7 September 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi nasi /Pexels/ Dmitriy Ganin

PONOROGO TERKINI – Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Untuk itu, Indonesia tercatat sebagai negara pengkonsumsi beras terbesar di dunia.

Setidaknya masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebanyak 114 kg per kapita per tahun. Angka yang fantastis ini didukung pula oleh jumlah populasinya.

Perlu diketahui, dalam sejarah, beras bukanlah satu-satunya makanan utama yang dikonsumsi, ada sagu, ketela, jagung, ubi, dan sebagainya.

Padi pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari India, Indocina, dan nenek moyang yang bermigrasi dari daratan Asia sekitar 1500 Sebelum Masehi.

Baca Juga: Resep Es Krim Legendaris yang Viral di Tahun 2020, Lembut dan Anti Gagal

Selama masa proses masuknya padi, masyarakat Indonesia memiliki bahan pangan pokok berupa nasi jagung, thiwul, sagu, dan ubi.

Masyarakat kita juga baru mendeklarasikan nasi sebagai makanan pokok pada saat kemerdekaan di mana pemerintah pusat menitikberatkan pembangunan di bidang pertanian.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan pembangunan ekonomi karena saat itu sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian.

Salah satu caranya adalah dengan membuat Repelita I (Rencana Pembangunan Lima Tahun) untuk memenuhi kebutuhan dasar dan infrastruktur pada tahun 1969-174.

 Baca Juga: Resep Dimsum Ayam Murah Meriah Tapi Istimewa, Bisa Jadi Ide Jualan Juga Lho!

Kenyataannya, sebagian besar rakyat kita tidak terbiasa dengan nasi. Malah kebiasaan mengkonsumsi makanan seperti sagu, ubi, thiwul, dan ketela dianggap kaum melarat.

Beras menjadi simbol kemakmuran dan keberhasilan dari segi ekonomi.

Sayangnya, pemerintah di masa itu malah menjadikan beras sebagai barang komoditi politik dan membagikannya sebagai beras raskin.

Di masa Orde Baru, sektor pertanian menjadi sektor primadona dalam kemajuan pembangunan negara.

 Baca Juga: Intip 2 Suguhan Nikmat dan Segar di Siang Bolong, Es Sagu Mangga dan Sorbet Mangga

Bahkan di tahun 1986, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras hingga Presiden Suharto mendapatkan penghargaan dari Badan Pangan Dunia.

Ditarik dari sejarah panjangnya, Program Repelita I-V menjadi tonggak awal perubahan pangan di masyarakat Indonesia.

Pemerintah pusat saat itu terus mengedepankan peningkatan produktivitas bercocok tanam.

Misalnya membangun infrastruktur pendukung, mensosialisasikan cara bertani dan teknologi pertanian terbarukan, serta membangun pabrik pupuk sebagai penjamin mutu.

 Baca Juga: Enaknya Dalgona Oreo dan Regal, Minuman Ala Kafe Bahan Minimarket

Bukan hanya itu, pemerintah saat itu juga memberikan segala bentuk kemudahan bagi para petani seperti memberikan kemudahan kredit perbankan.

Hasil strategi ini berhasil mengantarkan Indonesia berswasembada beras, kuat dalam pangan, penyebaran pembangunan luas kepada rakyat, dan mengurangi angka kemiskinan.

Tercatat selama periode ini, produksi padi nasional meningkat tiga kali lipat dari 7.157 ton. Karena hal inilah, terbentuk kebudayaan baru, nasi sebagai makanan pokok Indonesia.***

Editor: Arifkha Khairon Nissa

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler