Menurut Luhut, ia bisa menyimpulkan seperti itu berdasarkan pengalamannya merasakan betapa sulit bernegosiasi dengan negara maju.
Baca Juga: Otak Pembunuhan Bos Emas di Jayapura Ternyata Istrinya Sendiri, Dibantu WNA Afghanistan
“Boleh anu ...(berdebat)… sama saya. Siapa saja yang merasa saya ngomong ndak bener,” ujar Luhut.
Luhut mencontohkan China bersedia bekerja sama mengembangkan pabrik obat di Indonesia, padahal negeri tirai bambu itu menguasai 2/3 pasokan obat-obatan dunia.
Obrolan keduanya juga membahas penanganan Covid-19, termasuk soal bermunculannya obat yang dianggap manjur tapi harganya gila-gilaan.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional WNI atau WNA, Cek Aturan Lengkapnya!
Menurut Luhut, pemerintah telah menanganinya dengan menetapkan harga eceran tertinggi untuk mengendalikan harga obat-obatan tersebut.
Ketika Deddy menyimpulkan bahwa saat pandemi pun ternyata banyak mafia yang memanfaatkan mencari keuntungan, Luhut langsung meralat kesimpulan itu.
“Sangat Ded. Bukan banyak lagi, tetapi sangat banyak (mafia),” kata Luhut menekankan. ***
Artikel Rekomendasi