Giant Undersea Wave, Gelombang Internal Bawah Laut yang Bisa Picu Hilangnya Kapal Selam

- 15 Mei 2021, 19:10 WIB
Ilustrasi kapal selam
Ilustrasi kapal selam /Pixabay/ David Mark

Pada puncak Perang Dingin tahun 1984, sebuah kapal selam Soviet yang tampaknya berjalan di bawah sebuah kapal tanker untuk menutupi jalan keluarnya dari selat tiba-tiba menabrak lambung kapal tanker tersebut.

Hal tersebut menyebabkan kerusakan pada kedua kapal dan memaksa kapal selam tersebut muncul ke permukaan. Tabrakan tersebut diduga disebabkan oleh gelombang internal yang secara tak terduga mendorong kapal selam ke permukaan.

Maarten Buijsman, seorang ilmuwan kelautan di Universitas Mississippi Selatan, setuju bahwa ada kemungkinan gelombang internal dapat menyebabkan tenggelamnya Nanggala.

“Beberapa gelombang internal dapat memiliki amplitudo yang besar dan mereka dapat menggantikan kapal selam,” katanya.

“Gelombang dihasilkan di atas topografi curam karena pasang permukaan,” katanya kepada NPR.

“Di Laut Cina Selatan, amplitudo gelombang internal bisa sekitar 100 meter (330 kaki).”

 

Dalam kasus Nanggala, yang terjadi mungkin kebalikan dari apa yang terjadi dengan kapal selam Soviet di Selat Gibraltar pada 1980-an.

Alih-alih gelombang internal yang menyebabkan kapal selam itu meluncur ke permukaan, kapal Indonesia mungkin telah terdorong lebih dalam daripada kedalaman yang dirancang untuk beroperasi dengan aman.

Kasus kematian Nanggala masih dalam penyelidikan. Menurut Laksamana Yudo Margono, “kapal itu terletak setidaknya di tiga bagian di dasar laut pada kedalaman yakni hampir 840 meter (2.750 kaki) - jauh lebih dalam dari kedalaman runtuh kapal selam 200 meter (655 kaki).”

Halaman:

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: NPR


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah