Khawatir Mutasi Virus, AS Batasi Perjalanan dari India Mulai 4 Mei

2 Mei 2021, 18:24 WIB
Sebuah karangan bunga tergeletak di peti mati korban COVID-19 sebelum dikremasi di Jammu, , Jumat, 30 April 2021. /AP/ Channi Anand

Ponorogo Terkini – Amerika Serikat (AS) akan membatasi perjalanan dari India mulai Selasa, 4 Mei 2021.

Gedung Putih mengumumkan kebijaka ini pada Jumat, 30 April 2021 seiring peningkatan kasus COVID-19 yang menghancurkan di negara itu dan munculnya varian virus korona yang berpotensi berbahaya.

Mengutip dari Reutes, sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan pemerintahan Presiden Joe Biden membuat keputusan atas saran dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

 

Baca Juga: THR Siap Diberikan pada H-10 Lebaran, Berbeda dengan Gaji ke-13

Biden menandatangani aturan yang melarang masuknya orang asing yang telah berada di India dalam 14 hari terakhir. Namun ada pengecualian seperti untuk penduduk tetap yang sah hingga pasangan dan anggota keluarga dekat warga negara AS.

“CDC memberikan saran berdasarkan penelitian kesehatan masyarakat dan ahli ilmiah bahwa varian (mutasi virus Corona dari India) ini memiliki karakteristik yang memprihatinkan, yang dapat membuatnya lebih mudah ditularkan dan berpotensi mengurangi perlindungan yang diberikan oleh beberapa vaksin,” kata Biden dalam aturan barunya ini.

Dia mengatakan CDC telah menyimpulkan bahwa "tindakan proaktif" diperlukan untuk melindungi kesehatan masyarakat dari para pelancong dari India.

 

Baca Juga: Antisipasi Nekat Mudik, Satlantas Polres Inhil Perketat Perbatasan Riau-Jambi

Dengan 386.452 kasus baru, India kini telah melaporkan lebih dari 18,7 juta sejak pandemi dimulai. Negara dengan penduduk kedua terpadat di dunia ini kini menempati posisi jumlah kasus COVID-19 terbanyak setelah Amerika Serikat yang masih berada di urutan pertama.

Kementerian Kesehatan pada hari Jumat, 30 April 2021 juga melaporkan 3.498 kematian dalam 24 jam terakhir, sehingga total menjadi 208.330 kasus kematian. Para ahli yakin bahwa angka kasus  yang sebenarnya terjadi di lapangan lebih besar dari yang dilaporkan pemerintah.

Ini menjadi batasan baru dari Departemen Luar Negeri, yang pada Kamis sebelumnya sudah mengeluarkan kembali peringatan kepada orang Amerika agar tidak bepergian ke India.

Serta mengatakan mereka yang sudah berada di negara itu harus mempertimbangkan untuk pergi secara komersial.

Peringatan itu disertai dengan pemberitahuan bahwa semua pegawai pemerintah AS beserta keluarganya di kedutaan AS di New Delhi dan empat konsulat di India dapat meninggalkan negara itu dengan biaya pemerintah.

Hubungan AS dan  masih baik. Minggu ini, AS mulai mengirimkan terapi, tes virus cepat, dan oksigen ke , bersama dengan beberapa bahan yang dibutuhkan  untuk meningkatkan produksi secara mandiri vaksin COVID-19.

Ini sesuai dengan hasil pembicaraan Biden dengan Perdana Menteri  Narendra Modi pada Senin awal pekan ini tentang krisis kesehatan yang berkembang dan berjanji untuk segera mengirim bantuan.

Selain itu, tim ahli kesehatan masyarakat CDC juga diharapkan segera untuk membantu pejabat kesehatan  bergerak untuk memperlambat penyebaran virus.

Gedung Putih akan kembali menunggu rekomendasi CDC untuk menyelesaikan aturan membatasi perjalanan. Sejauh ini AS sudah mewajibkan tes negatif dan karantina untuk semua pelancong internasional.

Namun pembatasan lain diberlakukan pada perjalanan dari China, Iran, Uni Eropa, Inggris Raya, Irlandia, Brasil, dan Afrika Selatan, yang sedang atau telah menjadi hotspot untuk virus corona.***

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: AP News

Tags

Terkini

Terpopuler