Merujuk pada Kasus di India, Para Imuwan Ingatkan Tentang Gelombang Tsunami Covid-19

- 11 Mei 2021, 18:58 WIB
Pria yang mengenakan pakaian pelindung berdiri di samping tubuh kerabat mereka, yang meninggal karena penyakit virus korona (COVID-19), sebelum dikremasi di tempat krematorium di New Delhi, India, 4 Mei 2021.
Pria yang mengenakan pakaian pelindung berdiri di samping tubuh kerabat mereka, yang meninggal karena penyakit virus korona (COVID-19), sebelum dikremasi di tempat krematorium di New Delhi, India, 4 Mei 2021. /REUTERS / Danish Siddiqui

Pemerintah mengatakan kapasitas produksi obat antivirus remdesivir, yang digunakan untuk mengobati pasien COVID-19, telah meningkat tiga kali lipat menjadi 10,3 juta botol per bulan, naik dari 3,8 juta botol pada bulan lalu.

Tetapi pengujian harian telah turun tajam menjadi 1,5 juta, kata Dewan Penelitian Medis India, dari puncak 1,95 juta pada Sabtu lalu.

Outbreak Menyebar

Dua kereta "oksigen ekspres" yang membawa oksigen cair tiba di ibu kota, New Delhi, pada hari Rabu, kata menteri perkeretaapian Piyush Goyal di Twitter.

Lebih dari 25 kereta api telah mendistribusikan pasokan oksigen ke seluruh negeri.

Pemerintah mengatakan pasokan cukup tetapi kesulitan transportasi telah menghambat distribusi. Sementara itu, wabah terus menyebar.

Di negara bagian terpencil Mizoram yang berbatasan dengan Myanmar, tempat tidur di rumah sakit virus korona terbesarnya sangat terbatas sehingga semua korban penyakit lain telah diminta untuk pergi, kata pejabat pemerintah Dr Z R Thiamsanga.

Hanya tiga dari total 14 ventilator yang tersedia.

"Menurut pendapat saya, penguncian total diperlukan untuk mengendalikan situasi," katanya kepada Reuters dari ibu kota negara, Aizawl.

Negara tetangga Nepal juga kewalahan oleh gelombang infeksi ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan, kata Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.

Dengan 57 kali lebih banyak kasus dibandingkan sebulan lalu, Nepal melihat 44% tes kembali positif, tambahnya.

Halaman:

Editor: Yanita Nurhasanah

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini