Network
Ponorogo Terkini - Saat pandemi Covid-19 sekarang ini, tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan profesi kesehatan lainnya, dituntut bekerja ekstra keras.
Mereka tidak hanya mengalami kelelahan secara fisik, tetapi juga merasakan beban psikologis cukup berat menangani pasien Covid-19 yang harus dihadapi setiap hari.
Seperti pengakuan Kumara Wisyesa, seorang dokter ahli bedah syaraf yang selama pandemi juga ikut menangani pasien Covid-19.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Pasien Covid-19 Bisa Ajukan Klaim Sendiri ke Dinas Kesehatan?
Ia mengungkapkan kepada Ivan Gunawan melalui unggahan channel YouTube Ivan Gunawan yang diunggah 29 Juli 2021, Kumara menceritakan pengalamannya selama penanganan Covid-19 satu setengah tahun terakhir ini.
Menurut Kumara, jumlah pasien Covid-19 yang tinggi membuat para tenaga kesehatan harus selalu siaga dengan tetap mengenakan pakaian APD, padahal pakaian tersebut cukup ribet untuk dipakai.
Bahkan untuk buang air pun mereka harus menunggu jadwal tugasnya selesai, karena pakaian APD sudah bisa dicopot.
Baca Juga: Pertolongan Pertama untuk Pasien Covid-19 Saat Saturasi Oksigen dalam Darah Menurun
“Ya tahan-tahan aja. Tungu aja sampai pas nanti sudah selesai baru bisa,” kata Kumara.
Ivan Gunawan menceritakan pengalaman manajernya saat dirawat rumah sakit yang merasa stres ketika menghadapi dokter dan perawat yang tidak kelihatan wajah karena mengenakan APD.
“Sebetulnya perawat atau dokter juga sebetulnya stres juga, karena gini ia mau kasih lihat saya ini empati loh, saya ini sedih,” kata Kumara.
Tetapi karena tertutup masker dan helm, ekspresi tesebut tidak bisa ditunjukkan kepada para pasien.
Dokter Kumara mengaku telah menyaksikan banyak orang yang meninggal karena Covid-19, termasuk koleganya para dokter dan tenaga kesehatan, serta keluarga dekatnya.
Karenanya Kumara mengimbau masyarakat untuk juga menjadi garda terdepan penanganan Covid-19 seperti halnya para tenaga kesehatan, dengan cara disiplin menjalankan protokol kesehatan.***
Artikel Rekomendasi