Network
Ponorogo Terkini – Terjadinya lonjakan kasus Covid-19 juga diikuti persoalan baru terkait semakin meningkatnya limbah medis.
Saat ini, secara nasional sekitar 18.460 ton limbah medis yang harus ditangani, karenanya menjadi perhatian pemerintah.
Presiden Jokowi telah menugaskan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, untuk menangani limbah medis yang terus bertambah.
“Limbah medis itu berasal dari fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), rumah sakit darurat, rumah sakit lapangan, klinik, laboratorium, tempat karantina terpusat, karantina mandiri, serta beberapa tempat lainnya,” kata Siti Nurbaya, dikutip dari situs pemerintah Indonesia.go.id, 4 Agustus 2021.
Baca Juga: Teknologi Daur Ulang Limbah Masker Sekali Pakai LIPI Bantu Cegah Timbunan Sampah Berbahaya
Limbah tersebut berupa selang infus, masker, vial vaksin, jarum suntik, faceshield, sarung tangan, hazmat, APD, tabung spesimen PCR, tabung bekas kit, dan beragam limbah lainnya.
Menurut Siti Nurbaya, sebenarnya sudah tersedia sejumlah fasilitas pengolahan limbah, seperti instalasi incinerator yang dapat membakar limbah dengan suhu tinggi tanpa menimbulkan limbah baru.
Terdapat 20 unit instalasi incinerator yang semuanya berada di Jawa dan Bali dan ditambah fasilitas lain, mampu mengolah 493 ton limbah medis.
Pada waktu situasi normal rata-rata limbah medis mencapai 383 ton per hari, namun saat ini lebih banyak limbah baru dibandingkan yang dimusnahkan sehingga terjadi penumpukan.
Baca Juga: Jadon Sancho Lakukan Tes Medis di Manchester United, Tegaskan Kepindahan dari Borrusia Dortmund
Artikel Rekomendasi