Selain Covid-19 India Juga Lawan Mucormycosis, Penyakit Jamur Hitam yang Mematikan

- 31 Mei 2021, 15:52 WIB
Mucormycosis memiliki angka kematian sebesar 54%
Mucormycosis memiliki angka kematian sebesar 54% /Tangkapan layar YouTube/Medinaz

Ponorogo TerkiniBelum selesai dengan gelombang tsunami Covid-19 tahap dua, kini India dihadapkan dengan masalah baru yaitu Mucormycosis atau black fungus, dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai jamur hitam.

Mucormycosis adalah infeksi jamur yang menyebabkan hidung menghitam atau berubah warna, penglihatan kabur atau ganda, nyeri pada dada, kesulitan bernapas dan batuk darah.

Dilansir dari Reuters, penyakit ini memiliki kaitan erat dengan diabetes, dan kondisi yang membahayakan sistem kekebalan tubuh.

Para ahli mengatakan bahwa penggunaan obat-obatan tertentu yang berlebihan selama pandemi Covid-19 yang menekan sistem kekebalan dapat menyebabkan terjadi lonjakan penderita Mucormycosis di India.

Baca Juga: Teroris yang Ditangkap Densus 88 di Merauke Ada Kaitannya dengan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menunjukkan bahwa Mucormycosis memiliki angka kematian sebesar 54%, yang dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasien dan bagian tubuh yang terkena.

Negara-negara di seluruh India telah melaporkan lebih dari 5.000 kasus penyakit yang sebaliknya jarang terjadi dalam beberapa pekan terakhir, sebagian besar terjadi pada orang yang terinfeksi Covid-19 atau dinyatakan suddah pulih dari penyakit tersebut.

Penyakit ini tidak menular, artinya tidak dapat menyebar melalui kontak antara manusia atau hewan. Tapi Mucormycosis menyebar dari spora jamur yang ada di udara atau di lingkungan, yang hampir tidak mungkin dihindari.

Baca Juga: Hubungan Steven Seagel dan Vladimir Putin Makin Lengket, Sang Aktor Putuskan Nempel ke Partai pro-Kremlin

"Bakteri dan jamur sudah ada di tubuh kita, tetapi mereka terus diperiksa oleh sistem kekebalan tubuh," kata K Bhujang Shetty, kepala rumah sakit mata khusus Narayana Nethralaya.

“Ketika sistem kekebalan turun karena pengobatan kanker, diabetes atau penggunaan steroid, maka organisme ini berada di atas angin dan mereka berkembang biak," kata Shetty.

India masih memperdebatkan dari mana lonjakan Mucormycosis  ini terjadi. Ada dugaan bahwa penggunaan silinder atau ventilator oksigen di rumah sait adalah penyebabnya.

Baca Juga: Kasus Positif Covid-19 Indonesia Kembali Naik, Tembus 100 Ribu Kasus

"Ada banyak kontaminasi di pipa yang digunakan untuk oksigen, silinder yang digunakan, pelembab yang digunakan," kata Nishant Kumar, dokter mata di Rumah Sakit Hinduja di Mumbai.

"Jika Anda tertekan kekebalan, dan Anda telah berada di pipa dan oksigen ini untuk jangka waktu yang lama, maka infeksi ini mendapat lebih banyak kesempatan untuk masuk."

SP Kalantri, dokter senior dan peneliti di Institut Ilmu Kedokteran Mahatma Gandhi di Maharashtra meragukan tentang pendapat diatas.

"Rumah sakit kotor bahkan sebelum April. Kami membutuhkan studi epidemiologi untuk menilai mengapa kasus ini meningkat sekarang," kata SP Kalantri.

Baca Juga: Kedatangan 8 Juta Vaksin Sinovac Dikawal 200 Anggota Pasukan Gabungan Bersenjata Lengkap

Adanya gelombang tsunami Covid-19 di India menciptakan lingkungan yang sempurna untuk Mucormycosis.

Oksigen rendah, diabetes, kadar zat besi tinggi, penekanan kekebalan, ditambah dengan beberapa faktor lain termasuk rawat inap berkepanjangan dengan ventilator mekanis, menciptakan lingkungan yang ideal untuk tertular mukormikosis, tulis para peneliti dalam jurnal Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews.***

Editor: Dian Purnamasari

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x